Menurut Jusuf Hamka, umat Islam harus mengembangkan Islam yang sejuk, Islam yang rahmatan lil alamin, yang toleran.
Sebab, kata dia, Islam itu bukan rahmatan lil muslimin bukan rahmat buat orang Muslim tapi rahmat buat alam semesta.
Ia meminta umat Islam mengambil hikmah dari aturan penertiban suara TOA masjid yang dikeluarkan Menteri Agama.
"Ambil hikmahnya soal toa Menteri Agama dan marilah kita bersama-sama merasakan. Karena apa? Teman-teman yang protes suara azan harus besar, dia ga pernah jadi nonmuslim, saya pernah jadi nonmuslim," tegasnya.
Jusuf Hamka mencontohkan apa yangia lakukan di masjid miliknya mengenai penggunaan TOA. Di sekeliling masjidnya, ada 4 masjid lain. Waktu azan, suaranya sahut-sahutan, benturan.
"Saya bilang ke marbot saya, tolong kita ngalah, suara azan kita matiin, kita azan di dalam, karena tetangga sudah bunyi. Di dalam speaker DBL, suaranya merdu. TOA yang di atas dimanfaatkan kalau salat jamaah keluar sampai pekarangan kita manfaatkan TOA di luar," kata dia.
Ia lalu mencontohkan bagaima saat bulan ramadan, di sejumlah masjid sudah membangunkan orang sahur menggunakan TOA masjid di jam 12 malam.
"Kasian orang-orang mau istirahat. Kita komunikasi bukan umat Islam aja, nonmuslim juga banyak. Ada yang mengatakan kalau ga suka pindah dari situ. Ini bukan cara-cara Islami," ucap Jusuf Hamka.