Angka Stunting di Lampung Tahun 2021 Menurun

angka stunting di Lampung berdasarkan Survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2021 sebesar 18,5 persen

Wakos Reza Gautama
Sabtu, 05 Maret 2022 | 09:17 WIB
Angka Stunting di Lampung Tahun 2021 Menurun
Ilustrasi stunting pada anak. Angka stunting di Lampung menurun di tahun 2021. [Istimewa]

SuaraLampung.id - Angka stunting di Provinsi Lampung  mengalami penurunan di tahun 2021 berdasarkan Survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI).

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Reihana menuturkan, angka stunting di Lampung berdasarkan Survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2021 sebesar 18,5 persen.

"Ini mengalami penurunan yang cukup signifikan dibanding tahun 2019 yang sebesar 26,26 persen," ujar Reihana, Jumat (4/3/2022) dikutip dari ANTARA.

Ia mengatakan, dari 15 kabupaten dan kota di Lampung terdapat 5 daerah yang memiliki peningkatan angka stunting dan memerlukan perhatian untuk terus ditekan.

Baca Juga:Kasus COVID-19 di Lampung Bertambah 522 Kasus, 6 Orang Dinyatakan Meninggal

"Prevalensi kekerdilan di Lampung ada sejumlah daerah yang mengalami peningkatan seperti di Kabupaten Pringsewu sebesar 1,24 persen, Waykanan 1,75 persen, Pesisir Barat 2,91 persen, Tulang Bawang Barat 4,71 persen, Lampung Barat 0,37 persen," katanya.

Menurutnya, ada sejumlah penyebab yang mengakibatkan seorang anak mengalami kekerdilan seperti adanya ibu yang memiliki riwayat penyakit tertentu.

"Lalu tingkat kerawanan pangan pada rumah tangga, kemiskinan, serta tidak baiknya sanitasi di lingkungan juga cukup mempengaruhi terjadinya stunting," ucapnya pula.

Ia menjelaskan, hal tersebut juga ikut serta menimbulkan stunting pada anak.

"Beberapa penyebab tersebut dapat mengakibatkan stunting pada anak, sehingga kita dorong agar angka stunting pada anak dapat terus menurun," ucapnya.

Baca Juga:Pemkot Bandar Lampung Sediakan Tes Antigen Gratis bagi Pengunjung Bioskop

Dia melanjutkan, Inisiasi Menyusui Dini (IMD) eksklusif sejak nol sampai enam bulan dan pemberian makanan pendamping ASI setelah usia anak 6 bulan menjadi salah satu upaya mencegah stunting.

"Selain itu untuk mencegah stunting anak juga perlu diberi ASI hingga usia 2 tahun, dan anak harus rutin ikut serta dalam pengukuran panjang badan di posyandu atau puskesmas tiap 3 bulan sekali," ujarnya lagi.

Ia mengatakan, pihaknya akan terus melakukan intervensi secara spesifik dengan melakukan pemantauan pertumbuhan anak melalui deteksi dini.

"Kami terus melakukan intervensi spesifik dalam upaya mengentaskan stunting pada anak salah satunya dengan melakukan deteksi dini pada anak usia 0 sampai 2 tahun," katanya. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini