Anggaran Rp 226 Triliun Belum Terserap Pemerintah Daerah, Jokowi Beri Peringatan Tegas

Jokowi mengingatkan kepala daerah untuk segera membelanjakan uang sebesar itu sebagai bentuk realisasi anggaran

Wakos Reza Gautama
Rabu, 24 November 2021 | 10:42 WIB
Anggaran Rp 226 Triliun Belum Terserap Pemerintah Daerah, Jokowi Beri Peringatan Tegas
Ilustrasi Presiden Jokowi. Jokowi ingatkan pemerintah daerah untuk menyerap anggaran. [SuaraSulsel.id/Sekretariat Presiden]

SuaraLampung.id - Jelang akhir tahun 2021, masih ada Rp 226 triliun anggaran yang belum terserap oleh pemerintah daerah.

Tingginya jumlah anggaran yang belum terserap sementara tahun anggaran 2021 tinggal satu bulan lagi, membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) geram. 

Jokowi mengingatkan kepala daerah untuk segera membelanjakan uang sebesar itu sebagai bentuk realisasi anggaran di waktu yang sangat mepet. 

"Para gubernur, bupati, wali kota, tadi pagi saya cek ke menteri keuangan masih ada berapa uang yang ada di bank? Ini sudah akhir November tinggal sebulan lagi (ternyata) tidak turun angkanya justru naik. Saya sudah peringatkan di Oktober seingat saya Rp170 (triliun), ini justru naik jadi Rp226 triliun," kata Presiden Jokowi, Rabu (24/11/2021) dikutip dari ANTARA.

Baca Juga:Momen Presiden Jokowi Belajar Naik Traktor di Jeneponto

Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut saat peresmian pembukaan "Rapat Koordinasi Nasional dan Anugerah Layanan Investasi Tahun 2021".

"Ini perlu saya peringatkan. Loh uang kita sendiri tidak digunakan kok ngejar-ngejar orang lain untuk uangnya masuk? Logikanya gak kena, uang kita sendiri dihabiskan realisasikan segera, habis waduh sudah tidak ada APBD, baru mencari investor untuk datang, logika ekonominya seperti itu," tegas Presiden Jokowi.

Menurut Presiden Jokowi, jumlah uang yang belum dibelanjakan sebesar Rp226 triliun tersebut terlampau banyak.

"Kalau dimiliarkan Rp226 ribu miliar, ini gede sekali! Segera dihabiskan dulu, realisasikan, baru kita bicara ke investor mana uangmu? Realisasikan juga itu jadi dampaknya dobel," tambah Presiden.

Presiden Jokowi pun menyebut bahwa saat ini defisit APBN sudah mencapai Rp 548 triliun.

Baca Juga:Soal Anggaran Pertahanan, Pengamat: Kemhan Kooperatif dan Terbuka

"Sebagian APBN itu ditransfer ke daerah sebanyak Rp 642 triliun, baik ke provinsi, kabupaten, kota, uangnya ada di APBD bapak ibu semua, ada di APBD provinsi, APBD kota, APBD kabupaten artinya itu uang yang siap Rp 642 triliun," ungkap Presiden.

Dengan anggaran yang besar tersebut, Presiden Jokowi mendesak agar pemerintah daerah dapat mempergunakan dana itu dengan semaksimal mungkin.

"Sekali lagi kementerian daerah dan kita semua harus menanggalkan ego sektoral. Semua harus memiliki visi yang sama, semuanya harus memiliki keinginan yang sama untuk memajukan daerahnya kabupaten, kota, provinsi dan tentu memajukan negara kita Indonesia," tambah Presiden.

Tak ketinggalan Presiden Jokowi mengapresiasi sejumlah kementerian, lembaga, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota yang mendapatkan anugerah untuk investasi baik realisasi investasi maupun urusan perizinan.

"Urusan pelayanan perizinan bagus seperti tadi di Jawa Tengah, tapi realisasi investasi bagus di Jawa Barat artinya belum tentu kita layani dengan baik investasi akan datang, apalagi tidak dilayani! Dilayani saja belum tentu investor datang apalagi tidak dilayani dengan baik," ungkap Presiden.

Presiden Jokowi meminta agar pola-pola pelayanan lama dan "jadul" harus ditinggalkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini