Kisah Anak Jenderal Bintang 3 Dilecehkan Kerabat Presiden di Pesawat

Ketika itu anak perempuan Letnan Jenderal TNI M Jasin menjadi korban pelecehan.

Wakos Reza Gautama
Rabu, 24 November 2021 | 07:30 WIB
Kisah Anak Jenderal Bintang 3 Dilecehkan Kerabat Presiden di Pesawat
Ilustrasi Letjen (Purn) M Jasin. Kisah anak Letjen M Jasin yang menjadi korban pelecehan di dalam pesawat. [IST]

"Dia menganggap dirinya dapat melakukan apa saja yang dikehendakinya karena dia mempunyai kedudukan, kekayaan dan hubungan keluarga dengan Soeharto. Dia berpikir semua orang dapat diperlakukan sama,” kata Jasin.

Jasin sempat berinisiatif menemui Soeharto untuk membicarakan hal itu, Soeharto tidak mau menerimanya. Hanya Jenderal Sumitro yang merespons surat aduan Jasin.

Sepulang Bustanil dari New York, ia dipanggil Sumitro. Sumitro memarahi Bustanil dan memintanya menemui Jasin untuk meminta maaf.

Dihajar Sampai Babak Belur

Baca Juga:Polisi Tetapkan 7 Tersangka Kasus Kekerasan Seksual dan Penganiayaan Anak di Malang

Datanglah Bustanil Arifin menemui Jasin di rumahnya.  Baru tiba di depan rumah, Bustanil sudah disambut bogem mentah dari ajudan Jasin. Terjadilah keributan di depan rumah Jasin. Mendengar suara ribut-ribut, Jasin keluar. 

“Jangan ikut campur urusan keluarga saya,” tegas Jasin ke ajudannya. Jasin lalu mendekati Bustanil. 

“Silahkan anda menuntut ajudan saya! Akan saya bela mati-matian. Dan sekarang giliran saya menghajar kamu,” kata Jasin sambil mengayunkan tinjunya ke wajah Bustanil. 

Jasin memukuli wajah Bustanil bertubi-tubi hingga berdarah dan bengkak. Jasin lalu menanyakan perbuatan Bustanil ke putrinya. 

“Saya bersalah. Saya bersalah. Saya minta maaf, saya minta maaf,” erang Bustanil. 

Baca Juga:Ditelepon saat Cekcok Arteria Dahlan vs Anak Jenderal, Prasetio Ungkap Isi Percakapannya

Mendengar jawaban Bustanil, emosi Jasin makin memuncak. Ia kembali memukuli Bustanil sambil berkata

 “Kamu benar-benar kurang ajar. Amanah saya, istri saya, sebagai orang-orang yang sepatutnya kamu hormati, kok sampai hati kamu ingkari dan injak-injak dengan perbuatan tidak seronok”.

Setelah itu Jasin meminta Bustanil menandatangani surat pernyataan mengenai terjadinya peristiwa itu. Surat itu lalu difotokopi dan dikirim ke Presiden Soeharto, Jenderal Panggabean dan Jenderal Sumitro. 

Debat dengan Soeharto

Beberapa hari kemudian, Soeharto memanggil Jasin ke Cendana. Jasin datang seorang diri. Di sana ia malah dihardik Soeharto. 

“Jenderal jangan main hakim sendiri!” bentak Soeharto. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini