"Empat orang ini mempengaruhi. Ini bukan soal giliran atau tidak tapi terkait tarik menari kepentingan sangat tinggi.
Pergantian Panglima TNI ini kata Slamet Ginting, terkait dengan rencana proses pergantian kepemimpinan di 2024. Di survei muncul empat tokoh militer sebagai capres. Mereka ialah Prabowo, AHY, Gatot Nurmantyo dan Andika Perkasa.
"Jadi posisi Andika menjadi tanda tanya. Apakah akan diplot menjadi Panglima TNI atau masuk dalam kabinet," katanya.
Andika Perkasa Pendamping Puan di Pilpres?
Baca Juga:Gagal Jadi Panglima TNI, Jenderal Ini Tetap Abdikan Diri untuk Nusa dan Bangsa

Jika suara Andika Perkasa terus mencuat di survei, bukan tidak mungkin kata Slamet, Andika akan menjadi kandidat kuat sebagai cawapres Puan Maharani.
Slamet mengatakan, jika Puan disandingkan dengan Prabowo Subianto, maka Puan akan menjadi orang nomor dua.
"Kalo dengan Prabowo posisi dia (Puan) nomor dua. Kalo dengan Gatot dan AHY tidak mungkin. Jadi kemungkinannya dengan Andika Perkasa. Ini yang akan menjadi tarik menarik kepentingan," ujar Slamet.
Jika Andika dimasukkan dalam kabinet, Slamet mengatakan, posisinya kemungkinan besar akan menjadi Kepala Staf Kepresidenan menggantikan Moeldoko.
"Sudah ramai Moeldoko akan dicopot sebagai Kepala Staf Kepresidenan. Posisi ini kemungkinan akan menjadi tempat bagi Andika Perkasa jika ia tidak terpilih menjadi Panglima TNI," ujarnya.
Baca Juga:Kalah Satu Suara, Jenderal Ini Gagal Jadi Panglima TNI
Tapi, lanjut Slamet, bukan berarti Moeldoko akan disingkirkan tanpa jabatan. Dia tetap masuk kabinet dengan posisi menteri.