Sejarah Kota Bandar Lampung, Dimulai dari Telukbetung dan Tanjungkarang

Bandar Lampung secara resmi dijadikan nama kota pada tahun 1983.

Wakos Reza Gautama
Minggu, 15 Agustus 2021 | 11:45 WIB
Sejarah Kota Bandar Lampung, Dimulai dari Telukbetung dan Tanjungkarang
Ilustrasi Tugu Adipura Bandar Lampung. Sejarah Kota Bandar Lampung. [Wikipedia]

SuaraLampung.id - Bagi anda warga Bandar Lampung, perlu tahu sejarah Kota Bandar Lampung.

Bandar Lampung secara resmi dijadikan nama kota pada tahun 1983. 

Saat itu keluar Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1983 yang meresmikan pemakaian nama Kota Bandar Lampung. 

Dikutip dari Buku "Sejarah Sosial Daerah Lampung Kotamadya Bandar Lampung" terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1984, pengajuan nama Bandar Lampung sebenarnya sudah dilakukan sejak tahun 1965. 

Baca Juga:Fakta Operasi Densus 88 di Lampung, Tangkap 7 Terduga Teroris

Namun tertunda hingga lebih dari 18 tahun karena sesuatu hal. 

Asal Nama Bandar Lampung

Sebelum bernama Bandar Lampung, kota ini bernama Kotamadya Tanjungkarang-Telukbetung

Suasana Pasar Tengah Bandar Lampung di hari pertama penerapan PPKM Darurat, Senin (12/7/2021). Sebagian toko ditutup di hari pertama PPKM Darurat di Bandar Lampung. [ANTARA]
Suasana Pasar Tengah Bandar Lampung di hari pertama penerapan PPKM Darurat, Senin (12/7/2021). Sebagian toko ditutup di hari pertama PPKM Darurat di Bandar Lampung. [ANTARA]

Penamaan ini karena saat itu Kota Bandar Lampung terdiri dari Kota Tanjungkarang dan Kota Telukbetung. 

Di tahun 1982, terjadi pemekaran wilayah dengan masuknya tiga kecamatan baru. 

Baca Juga:16 Kios di Stadion Way Dadi Sukarame Ambruk DIterpa Angin Kencang

Yaitu Kecamatan Kedaton, Kecamatan Panjang dan Kecamatan Sukarame. Sebelumnya tiga kecamatan ini berada di bawah naungan Kabupaten Lampung Selatan. 

Bergabungnya tiga kecamatan baru ini membuat nama Tanjungkarang-Telukbetung tak lagi relevan. 

Sementara untuk menambah penamaan tiga kecamatan dinilai terlalu panjang. 

Karena itu dipilihlah nama Bandar Lampung. Bandar di sini diambil karena dinilai kota pelabuhan yaitu pintu gerbang tempat keluar masuk orang dan barang. 

Hasil-hasil bumi dari kabupaten lain dikeluarkan ke luar melalui Kota Bandar Lampung sebelum dikirim ke provinsi lain utamanya Pulau Jawa. 

Oleh karena itu Bandar Lampung adalah bandar bagi daerah Provinsi Lampung. 

Dimulai dari Telukbetung

Sejarah Kota Bandar Lampung dimulai dari Telukbetung.  Pada 17 Juni 1682, utusan Kesultanan Banten Pangeran Aria Dipati Ningrat memberi keterangan resmi kepada Residen Banten William Caaf bahwa Teloek Betoeng di tepi laut Teluk Lampung adalah daerah kuasa Banten. 

Jalan Diponegoro Bandar Lampung disekat, Minggu (8/8/2021). [Lampungpro.co]
Jalan Diponegoro Bandar Lampung disekat, Minggu (8/8/2021). [Lampungpro.co]

Saat itu ditunjuk Dipati Teloek Betoeng Temenggung Nata Negara. 

Sebelumnya nama Telukbetung dikenal dengan nama Suti Karang. Namun nama Telukbetung lebih lazim disebut karena memang daerah yang banyak teluknya. 

Dinamakan Telukbetung, selain karena berada di daerah teluk, wilayah ini berada di bawah kaki Bukit Betung. 

Awal abad ke-15, Telukbetung menjadi tempat berkumpulnya pedagang-pedagang yang membawa barang-barangnya melalui aliran sungai dan pantai antara lain melalui Pelabuhan Sukamenanti (sekarang bernama Gudang Agen).

Pada Agustus 1682, Belanda menjadikan Desa Kuripan Pesisir, Perwata, dan Telukbetung  sebagai pabean. Yaitu tempat penimbunan lada dari seluruh pelosok Lampung. 

Pada tahun 1847, Belanda menjadikan Telukbetung sebagai tempat kedudukan penguasa  pemerintahan.

Sementara Tanjungkarang yang letaknya lebih tinggi, awal abad 19 mulai tumbuh mengarah sebagai kota.

Saat itu Tanjungkarang menjadi tempat persinggahan pada pedagang yang membawa rempah-rempah dari pelosok Lampung. 

Mulanya di daerah Simpur hanya berupa pasar sederhana. Hingga Tanjungkarang berkembang menjadi sebuah pasar kota yang lebih lengkap dan ramai. 

Pemerintah Belanda melihat Tanjungkarang lebih baik dan lebih sehat hawanya. Belanda lalu mulai mengarahkan Tanjungkarang menjadi kota teratur. 

Belanda menjadikan Tanjungkarang sebagai tempat tinggal yang berpusat di Enggal. 

Para pejabat dan pegawai tinggi Belanda tinggal di Tanjungkarang. Sementara Telukbetung dijadikan pusat perdagangan serta perkantoran. 

Di tahun 1850, Telukbetung dijadikan pusat pemerintahan Belanda untuk daerah Lampung.  Meletusnya Gunung Kratatau di tahun 1883, membuat Telukbetung porakporanda. 

Inilah yang membuat Tanjungkarang lebih cepat berkembang. 

Setelah Indonesia merdeka, Telukbetung dan Tanjungkarang masuk bagian Kabupaten Lampung Selatan dengan status kota kecil.

Lalu di tahun 1956, status Kota Tanjungkarang dan Telukbetung dinaikkan menjadi kota besar. Setahun kemudian, status kota ini berubah menjadi Kotapraja Tanjungkarang-Telukbetung. 

Hingga keluar Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1983 yang meresmikan pemakaian nama Kota Bandar Lampung. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini