SuaraLampung.id - Kepolisian Daerah (Polda) Lampung menyelidiki kasus kematian tragis seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unila), Pratama Wijaya Kesuma, yang diduga menjadi korban kekerasan dalam kegiatan pendidikan dasar (diksar) organisasi Mahasiswa Pencinta Lingkungan (Mahapel) pada November 2024.
Langkah ini diambil setelah pihak keluarga korban, khususnya sang ibu, Wirna Wani, melaporkan dugaan tindak kekerasan yang menyebabkan kematian anaknya pada April 2025 lalu.
Dalam laporan itu, Wirna menegaskan bahwa Pratama sebelumnya dalam kondisi sehat tanpa riwayat penyakit medis, namun mengalami perubahan drastis usai mengikuti diksar.
""Laporan dari keluarga korban sudah kami terima hari ini, kemudian selanjutnya akan dilakukan penyelidikan oleh Direktorat Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimsus) Polda Lampung," kata Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Yuni Iswandari, di Mapolda Lampung, Selasa.
“Kami ingin kasus ini diungkap dan semua pelaku yang menyebabkan anak saya meninggal dunia dihukum seberat-beratnya,” ujar Wirna dengan mata berkaca-kaca saat ditemui awak media.
Menurut penuturan Wirna, selama mengikuti kegiatan diksar Mahapel, anaknya mengalami tindak kekerasan fisik yang brutal—dada dan perut ditendang, tubuhnya diinjak-injak.
Pratama sempat mengatakan kepada sang ibu bahwa dirinya tak berani menyebutkan nama pelaku karena merasa nyawanya terancam.
“Mama jangan cerita, nyawa aku diancam, nanti aku dibunuh,” kata Pratama saat itu.
Setelah kegiatan berakhir, Pratama dijemput oleh keluarganya dalam kondisi lemah.
Baca Juga: Unila Buka 10.000 Kuota Mahasiswa Baru 2025, Cek Jalur dan Persentasenya
Ia sempat meminta untuk dibelikan mie ayam karena lapar, namun belum sempat menyantap makanan tersebut, ia pingsan di rumah.
Sejak itu, kondisi kesehatannya terus memburuk.
Ia mengalami kejang otot, kuku terlepas, tangan kram, bahkan sempat pingsan berkali-kali sebelum akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Pratama sempat menjalani perawatan di klinik, kemudian dirujuk ke RS Bintang Amin, dan akhirnya ke RSUD Abdoel Moeloek.
Di sana, dokter saraf menyatakan bahwa kondisi korban sudah sangat parah dan terlambat ditangani.
Sang ibu mengaku, keterlambatan ini terjadi karena Pratama tak mau dirawat dengan alasan ketakutan akan ancaman dari pihak tertentu.
Berita Terkait
-
Unila Buka 10.000 Kuota Mahasiswa Baru 2025, Cek Jalur dan Persentasenya
-
Kabar Gembira! Unila Buka Prodi S1 Gizi, Atasi Stunting dan Obesitas di Lampung
-
RSPTN Unila, RS Pendidikan Riset Pertama di Sumatera, Ditarget Beroperasi 2026
-
Unila Kukuhkan 14 Guru Besar, Ini Nama-namanya
-
HS Tisnanta dan FX Sumardja akan Dikukuhkan Jadi Guru Besar Ilmu Hukum Unila
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Duel Mobil Murah Honda Brio vs BYD Atto 1, Beda Rp30 Jutaan tapi ...
- Harga Mitsubishi Destinator Resmi Diumumkan! 5 Mobil Ini Langsung Panik?
- 41 Kode Redeem FF Max Terbaru 24 Juli: Klaim Skin Scar, M1887, dan Hadiah EVOS
Pilihan
-
Fenomena Rojali dan Rohana Justru Sinyal Positif untuk Ekonomi Indonesia
-
5 Rekomendasi HP 5G Xiaomi di Bawah Rp 4 Juta, Harga Murah Spek Melimpah
-
Kisah Unik Reinkarnasi di Novel Life and Death are Wearing Me Out
-
10 Model Gelang Emas 24 Karat yang Cocok untuk Pergelangan Tangan Gemuk
-
Selamat Tinggal Samba? Ini Alasan Gen Z Beralih ke Adidas Campus 00s & Forum Low
Terkini
-
Urus Izin Kapal Kini Lebih Dekat! Gerai Perizinan Usaha Perikanan Hadir di Lampung Timur
-
Duo Bos SGC Purwanti Lee dan Gunawan Yusuf Dicekal Kejagung, Terseret Kasus TPPU
-
Aplikasi Lampung In Jadi Alat Memangkas Celah Korupsi
-
Stadion Sumpah Pemuda Resmi Jadi Kandang Bhayangkara FC, Mimpi Publik Lampung Terwujud
-
Keji! Dicekoki Tuak, Remaja 15 Tahun di Tuba Dirudapaksa Dua Pemuda di Depan Mata Adiknya