Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Senin, 18 November 2024 | 13:07 WIB
Ilustrasi banjir di Bandar Lampung. Pemkot memprioritaskan normalisasi sungai untuk mengatasi banjir di Bandar Lampung. [ANTARA]

SuaraLampung.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung memprioritaskan normalisasi sungai untuk mengatasi banjir di musim hujan.

Sekretaris Daerah Kota Bandar Lampung Iwan Gunawan mengatakan, normalisasi sungai menjadi prioritas untuk memperbaiki aliran air ke luar.

Iwan mengakui salah satu penyebab banjir di Bandar Lampung karena aliran air yang masuk ke kota lebih besar dibandingkan kemampuan saluran untuk mengalirkan air ke luar.

"Pengerukan sedimen dan pembersihan sampah di sungai-sungai hingga drainase di kota ini sudah kami lakukan," kata dia.

Baca Juga: Leher Terjepit Lift, Karyawan Mr. Donat Indomaret Bandar Lampung Meninggal

Guna mengantisipasi air masuk ke pemukiman warga, Pemerintah Kota Bandar Lampung telah membuat bahkan meninggikan tanggul di daerah sekitar sungai.

"Namun begitu segala upaya ini juga harus didukung masyarakat, dengan tidak membuang sampah sembarangan yang bisa menyumbat dan memicu terjadinya banjir saat hujan lebat tiba," kata dia.

Selain itu, Iwan mengatakan, pemerintah juga sedang gencar memperbanyak lubang-lubang biopori, yang diharapkan mampu menyerap air ke tanah sehingga mengurangi potensi banjir.

“Target kami membuat 20 ribu lubang biopori, atau sekitar seribu titik per kecamatan, sehingga serapan air tanah meningkat dan potensi banjir dapat berkurang,” kata dia.

Kemudian, Iwan mengimbau masyarakat tidak membangun bangunan permanen di badan-badan sungai yang mampu memperkecil aliran air.

Baca Juga: Pencuri Nasabah Bank di Bandar Lampung Tertangkap Basah saat Gasak Uang di Warung Bakso

"Sosialisasi persuasif untuk masyarakat agar tidak membangun bangunan di badan sungai kami lakukan melalui camat dan lurah. Tapi bagi mereka yang sudah terlanjur membangun, kami mengedukasi secara persuasif agar mereka bersedia merenovasi bangunan tanpa menghalangi aliran air," kata dia. (ANTARA)

Load More