Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Sabtu, 13 Juli 2024 | 10:29 WIB
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengapresiasi petani kopi Lampung Barat yang menerapkan metode sambung pucuk. [ANTARA]

SuaraLampung.id - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengapresiasi para petani kopi robusta di Lampung Barat yang menerapkan metode sambung pucuk.

Hal ini diutarakan Andi Amran saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) panen kopi di Desa Kambahang, Kecamatan Batubrak, Kabupaten Lampung Barat, Jumat (12/7/2024).

"Yang sangat menarik saat kunjungan adalah petani kopi di Kabupaten Lampung Barat sebagian besar telah menerapkan teknologi sambung pucuk pada budidaya kopi robusta," ujar Andi Amran Sulaiman.

Ia mengatakan dengan penerapan teknologi sambung pucuk pada budidaya kopi robusta yang diinisiasi oleh para petani di Kabupaten Lampung Barat maka produktivitas lahan pun menjadi lebih baik.

Baca Juga: Jokowi Janjikan CT Scan dan Alat Medis Canggih untuk RSUD Alimuddin Umar Lampung Barat

"Dengan sambung pucuk ini menghasilkan produktivitas mencapai 1,1 ton per hektare, atau di atas produktivitas rata-rata nasional 0,813 per hektare," ucap dia.

Andi Amran Sulaiman menjelaskan Provinsi Lampung saat ini berada di posisi kedua sebagai daerah penghasil kopi secara nasional.

"Khusus Provinsi Lampung menjadi produsen kopi terbesar kedua nasional, dengan luas perkebunan mencapai 155.165 hektare," katanya.

Dan produksi kopi di Lampung rata-rata didominasi oleh kopi robusta dengan total jumlahnya mencapai 108.069 ton.

"Sedangkan luas areal kopi nasional di 2023 mencapai 1.268.905 hektare dengan rata-rata produksinya mencapai 756.097 ton atau terbesar keempat dunia dan menyumbang 6 persen kopi dunia," tambahnya.

Baca Juga: Jokowi Dorong Hilirisasi, Ini Curhatan Petani Kopi di Lampung Barat

Menurut dia, produksi kopi di Indonesia sebesar 91 persen merupakan kopi robusta dan 9 persen merupakan kopi arabika.

"Nilai ekspor pada periode 2020-2022 pun mengalami kenaikan 40 persen atau sebesar 326.451 dolar Amerika Serikat," kata dia.

Sebelumnya nilai ekspor kopi Indonesia hanya 821.932 dolar Amerika Serikat dan menjadi 1.148.383 dolar Amerika Serikat.

"Sedangkan volume ekspor pun mengalami kenaikan sebesar 58.201 ton atau 15 persen. Dari sebelumnya 379.354 ton menjadi 437.555 ton," ucapnya.

Diketahui di Kabupaten Lampung Barat dengan inovasi aktif para petani melakukan sambung pucuk telah menghasilkan berbagai klon kopi yang menjadi varietas unggul lokal daerah itu seperti klon kopi Cipto Cenggiring, klon kopi Imam Giham, dan sebagainya yang telah mendapatkan apresiasi oleh pemerintah daerah karena produktivitas tinggi serta tahan penyakit tanaman. (ANTARA)

Load More