Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Rabu, 22 November 2023 | 18:05 WIB
Ilustrasi Peluncuran kamus digital bahasa Lampung, Selasa (15/3/2022). Kondisi Bahasa Lampung sudah mulai mengkhawatirkan karena jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari. [ANTARA]

SuaraLampung.id - Kondisi Bahasa Lampung saat ini dalam situasi rentan. Sebab frekuensi penggunaan bahasa Lampung di masyarakat sudah sangat jarang.

Hal ini diungkapkan Kepala Kantor Bahasa Provinsi Lampung Desi Ari Pressanti. Menurut Desi, jumlah penutur Bahasa Lampung sebanyak 6.250 orang yang tersebar di 15 kabupaten dan kota.

Jumlah tersebut kata dia, tidak seimbang jika dibandingkan total jumlah penduduk di Provinsi Lampung sebanyak 9,17 juta jiwa.

"Jadi berdasarkan pemetaan bahasa yang dilakukan Kantor Bahasa Provinsi Lampung, kondisi Bahasa Lampung ini dalam situasi rentan. Yang dimaksud dengan rentan ini jumlah penuturnya ada tetapi frekuensi penggunaannya jarang," ucap Desi.

Baca Juga: Mudik Akhir Tahun Diperkirakan Bakal Padat, Dishub Lampung akan Lakukan Hal Ini

Untuk tetap menjaga kelestarian serta keterpakaian Bahasa Lampung, Kantor Bahasa Provinsi Lampung telah melakukan beberapa upaya revitalisasi bahasa daerah.

Caranya dengan melakukan inventarisasi naskah Bahasa Lampung, kemudian pemberdayaan penutur melalui pelatihan guru utama revitalisasi bahasa daerah untuk tunas bahasa ibu tingkat SD dan SMP.

Langkah lainnya adalah melakukan pemantauan pengimbasan revitalisasi bahasa daerah ke 15 kabupaten dan kota di Provinsi Lampung.

Lalu, melaksanakan Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat Provinsi Lampung, dan melaksanakan kemah sastra penulisan cerpen Bahasa Lampung.

Minat masyarakat dalam acara ini cukup lumayan yaitu mencapai 645 orang melebihi target partisipan yang ditetapkan sebanyak 251 orang.

Baca Juga: Gugatan Gerindra dan Demokrat di Lampung Terkait Pencoretan Bacaleg Mantan Napi Ditolak Bawaslu

Desi mengatakan, revitalisasi bahasa daerah tidak hanya generasi muda, tapi juga generasi tua. Tapi memang, lanjutnya, yang menjadi fokus adalah generasi muda karena program revitalisasi bahasa daerah ini bermanfaat untuk generasi muda.

Menurut dia, program revitalisasi Bahasa Lampung yang menyasar siswa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).

Harapannya jumlah penutur muda bahasa daerah Lampung bisa meningkat sehingga tetap menjaga keberadaan bahasa daerah.

"Kami tengah bekerjasama dengan dinas pendidikan kabupaten dan kota agar kegiatan revitalisasi ini berjalan dengan baik dan bisa menjangkau siswa SD dan SMP sehingga bisa berkesinambungan dan Bahasa Lampung bisa digunakan dalam kehidupan keseharian," jelas Desi. (ANTARA)

Load More