Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Selasa, 21 November 2023 | 09:48 WIB
Ilustrasi kapak genggam. Bukti peninggalan zaman batu di Lampung. [Wikipedia]

SuaraLampung.id - Provinsi Lampung telah didiami manusia cukup lama bahkan sejak zaman batu. Zaman batu adalah era prasejarah atau praaksara dimana belum ditemukannya aksara.

Zaman batu dibagi dalam beberapa periode yaitu zaman batu tua (paleolitikum), zaman batu tengah (mesolitikum), zaman batu muda (neolitikum), dan juga zaman batu besar (megalitikum).

Di Lampung sendiri ditemukan beberapa peninggalan dari era zaman batu.

Berikut sejumlah peninggalan zaman batu di Lampung dikutip dari buku "Sejarah Daerah Lampung" terbitan terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kantor Wilayah Provinsi Lampung tahun 1997.

Baca Juga: Pejabat Polda Lampung Ramai-ramai Turun ke Sekolah-sekolah, Ada Apa Ya?

1. Di Kalianda

Di Kalianda diketemukan sisa-sisa masa Paleolitikum yaitu berupa kapak genggam dari yang masih sangat sederhana. Sekarang benda tersrebut berada di Museum Pusat, Jakarta.

Selain itu juga diketemukan sisa tempat tinggal dan pemujaan berupa batu-batu besar berjejer, merupakan dolmen dan menhir.

Kemungkinan tempat tinggal itu dipergunakan secara terus menerus. Mungkin sekali selain Kalianda ada juga tempat lain yang seusia dengan masa Paleolitik, tetapi hal itu memerlukan penelitian lebih lanjut.

2. Di Pesisir Barat

Baca Juga: SDM Terbatas, Bawaslu Lampung Dorong Peran Aktif Masyarakat Awasi Pemilu 2024

Peninggalan dari masa Mezolitikum jarang terdapat di Lampung, bahkan hampir tidak ada. Di Way Menulah, Kecamatan Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir Barat, ditemukan Kyokkenmodinger, yang mungkin sekali bekas tempat tinggal manusia mezolitik.

Gua-gua yang diketemukan mungkin juga dahulunya tempat tinggal manusia, hanya masih memerlukan penye- lidikan lebih lanjut.

Sejumlah gua itu adalah Gua Tamiang, Gua di Giham, Gua di Napal Handak dan di Ulu Semong.

Di daerah Walur, Kecamatan Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir Barat, diketemukan guci yang tertanam.

Di dalamnya berisi kapak-kapak Neolitik sejumlah kira-kira 60 buah itu terbuat dari batu mulia sejenis : Calchedon, Jaspis dan lain-lain kapak sejenis ini banyak diketemukan penduduk, dan sering disebut gigi petir.

Load More