Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Senin, 23 Oktober 2023 | 09:05 WIB
Ilustrasi kapal VOC. VOC pertama kali masuk ke Lampung. [anri.go.id]

SuaraLampung.id - Belanda lewat perusahaan dagangnya VOC untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Lampung adalah saat mereka mengirimkan dua buah kapalnya ke Teluk Semangka pada 22 Juni - 10 Juli 1661. 

Dikutip dari buku "Sejarah Daerah Lampung", kedatangan VOC ini awalnya hanya bertujuan mencari tempat berlabuh yang lebih baik dan menyempurnakan peta yang pernah dibuat oleh Kaartemaker van de Cone.

Barulah ketika terjadi pergolakan di Banten tahun 1682, VOC mulai ikut campur mengenai Lampung. Di tahun itu, pecah konflik perebutan kekusaan antara Sultan Banten Sultan Ageng Tirtayasa, dengan putra mahkota Sultan Haji.

Sultan Haji yang terdesak meminta bantuan VOC dengan iming-iming berupa penyerahan beberapa daerah yang dikuasai Tirtayasa berikut negeri-negeri lada yang menjadi pasar Banten, termasuk Lampung.

Baca Juga: Strategi Pemprov Lampung Mengembangkan Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Secara Bersamaan

Permintaan bantuan ini termuat dalam surat Sultan Haji kepada Mayor Issac de Saint Martin, Admiral kapal VOC dari Betawi yang se-dang berlabuh di Banten, tertanggal 12 Maret 1682.

Merasa diuntungkan dengan penawaran Sultan Haji, tentara VOC mendarat di Banten pada 17 April 1682. Mereka menyerang pasukan Sultan Ageng Tirtayasa. Serangan ini sukses. Mereka menaklukkan pasukan Sultang Ageng Tirtayasa. 

Kekalahan Tirtayasa ini membuat Sultan Haji naik tahta di Banten. Sesuai dengan janjinya, Sultan Haji memberikan hak monopoli perdagangan lada ke VOC melalui surat perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 22 Agustus 1682. Sejak itu Belanda secara yuridis mempunyai perdagangan lada di Lampung.

Ekspedisi Koopman Everhard van der Schuur

Pada tanggal 29 Juni 1682, VOC sebenarnya telah bersiap-siap untuk mengirimkan ekspedisi ke Lampung. Mereka meminta penjelasan dari Residen VOC di Banten, Willem Caaf tentang situasi di Lampung.

Baca Juga: Lahan PTPN 7 di Kota Baru Kebakaran, Penyebab Masih Diselidiki

Dipilihlah Koopman Everhard van der Schuur, seorang anggota "Colge van Schepenen" di Batavia, untuk melaksanakan ekspedisi ke Lampung. Koopman dipilih karena pandai berbahasa Melayu. Dia didampingi Onderkoopman Abraham Holscher berikut dua orang duta di Banten.

Pada tanggal 6 Agustus 1682 pagi hari, mereka menerima instruksi dari Gubernur Jenderal, yang isinya:

1.Bahwa setelah Sultan Haji berkuasa, maka VOC berkewajiban untuk melindungi Banten di Sumatra, yaitu Lampung dan Selebar yang terletak antara Kerajaan Palembang dan daerah Mayuta hingga Indrapura;
2. Menguasai perdagangan lada atau menjajagi kemungkinan untuk menguasai perdagangan lada,
3. Apabila sambutan orang Lampung itu baik, maka van der Schuur harus mencari tempat yang baik untuk mengawasi perdagangan merica di Selebar dan Ketahun,
4. Mengusir orang Inggris di Lampung dengan secara ramah-tamah tapi kalau perlu dengan kekerasan.

Ekspedisi van der Schuur berangkat sore hari itu juga dari Batavia. Tanggal 8 Agustus 1682 mereka singgah di Banten untuk melapor kepada Mayor Issac de Saint Martin dan Rad van Banten.

Mereka menerima suatu nota tentang Lampung yang yang disusun Koopman Herbertus de Jager berisi tentang keadaan geografi, ekonomi, pemerintahan dan penduduk Lampung pada waktu itu abad ke XVII.

Baru pada tanggal 24 Agustus 1682, tim ekspedisi berangkat dari Banten ke Lampung menggunakan kapal-kapal VOC yang bernama De Alexander, Odijk, dan De Schmit.

Load More