Kapal-kapal ini mengangkut dua kompi tentara dan orang banyak lainnya. Dalam tim ekspedisi ini, ikut serta rombongan Sultan Haji yang dipimpin Pangeran Natanegara dan Arya Wangsayudha.
Sultan Haji juga memberangkatkan empat buah kapal Kesultanan yang membawa dua puluh tiga surat instruksi, di mana antara lain Pangeran Dipaningrat (Pangeran Puja Banten) ditujukan kepada pembesar dan Mahkota Selebar.
Satu surat dari Pangeran Dipanigrat kepada Pangeran Purba Negara, Kepala di Semangka dan dua puluh surat lainnya juga dari Pangeran Dipaningrat kepada pembesar lainnya. Surat dari Sultan Haji itu berisi pemberitahuan bahwa VOC sudah diberikan hak monopoli perdagangan merica.
Rombongan kapal VOC ini sampai di Lampung pada tanggal 29 Agustus 1682 dan berlabuh di Desa Tajung Tiran. Van der Schuur awalnya melakukan perundingan dengan penduduk desa ini, tetapi tidak berhasil.
Keesokan harinya, rombongan kapal VOC dan Banten ini meneruskan pelayaran ke Teluk Semangka dan membuang sauh di Karang Kandang, sebuah pos bea cukai Banten.
Di sinipun penduduk tidak mengulurkan tangan kepada VOC bahkan banyak yang mau mengungsi. Rupanya keadaan politik di Ban- ten mempunyai pengaruh yang besar di Lampung. Ternyata sebagian besar penduduk Lampung masih memihak Sultan Ageng Tirtayasa.
Hal ini bukanlah tidak ada sebabnya.Pada bulan Juli 1682, Sultan Ageng Tirtayasa pernah mengirimkan delapan pencalang ke Lampung. Tugasnya mengadakan mobilisasi umum untuk meneruskan perang melawan Sultan Haji dan mendirikan gudang lada di Lampung. Sultan Ageng Tirtayasa sudah berniat menjadikan Lampung sebagai basis perjuangannya yang baru. Namun keburu kalah.
Di Lampung sendiri sudah ada yang memihak Sultan Haji dan VOC. Diantaranya Jenang Raja Ngembar yang baru saja menduduki tahta/jabatan di Semangka menggantikan pamannya Pangeran Purbanegara.
Karena itu Sultan Ageng Tirtayasa memberikan instruksi kepada Kepala Menaran Aria Suryajaya untuk menangkap atau membunuh Raja Ngembar.
Baca Juga: Strategi Pemprov Lampung Mengembangkan Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Secara Bersamaan
Arya Suryajaya melaksanakan instruksi ini dan bekerjsama dengan empat puluh pencalang dengan kekuatan bersenjata yang terdiri dari pejuang-pejuang dari Merak, Jo, Pangkal, Rajabasa, Telukbong Keteguhan, Menanga Ratai, dan Pedada, desa-desa di daerah Lampung Pesisir Teluk Betung.
Arya Surajaya berhasil menangkap Raja Ngembar, Dipati-dipati beserta anak buahnya sejumlah dua ribu orang dan bermaksud membawa ke Banten.
Tetapi karena mendengar kabar tentang berlabuhnya kapal-kapal VOC di Karang Kandang, ia membatalkan pelayarannya yang semula telah dilakukannya. Raja Ngembar ditinggalkan di Pulau Legundi dan Arya Surajaya berlayar ke Teluk Betung dan terus ke pedalaman.
V.d. Schuur tidak mengejar Arya Surajaya, tetapi berlayar ke kampung Ratai di Teluk Sabu, setelah mendapat kabar bahwa di sana ada perahu Silebar penuh dengan muatan lada.
Waktu itu rakyat Silebar banyak menyembunyikan kapal-kapal yang bermuatan lada di tepi-tepi pantai atau anak-anak sungai di hutan dan semak-semak. Ini bertujuan menghindari VOC.
Muara sungai tempat bersembunyi itu lalu diberi berpagar sebagai penghalang dan juga dengan kapal perang kecil, berkekuatan empat puluh buah dengan seribu dua ratus pasukan yang antara lain bersenjatakan pula dua ratus bedil di bawah komando Nakhoda Kalipa dan Panjang.
Berita Terkait
-
Strategi Pemprov Lampung Mengembangkan Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Secara Bersamaan
-
Lahan PTPN 7 di Kota Baru Kebakaran, Penyebab Masih Diselidiki
-
Butuh Satu Minggu bagi Damkar Padamkan Kebakaran di TPA Bakung
-
Mengapa Liwa Rawan Gempa? Ini Penjelasan Ilmiahnya
-
Korupsi Pengadaan Tanah Genangan Bendungan Margatiga Rugikan Negara Sebesar Rp 439 Miliar
Terpopuler
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
-
5 Rekomendasi HP Tahan Air Murah Mulai Rp2 Jutaan Terbaik 2025
-
Bak Langit dan Bumi! Gaji Anggota DPR RI vs Eks Bek Milan di Parlemen Georgia
-
Saham Jeblok, Bos Danantara Ungkap Soal Isu Ambil Alih BCA Secara Gratis
-
Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
Terkini
-
Tes DNA akan Ungkap Identitas Tentara Belanda yang Terkubur di Pulau Sebuku, Lampung Selatan
-
Transaksi QRIS Lampung Tembus 6,8 Juta Kali, Ratusan Ribu UMKM Kini 'Melek' Cashless
-
Bocah Pemanjat Tiang Bendera di Lampung Selatan Diundang DPR, Ini Janji Mereka untuk Raihan
-
Berlagak Koboi Bawa Senpi Rakitan, Pemuda Ini Dibekuk Polisi di Panjang
-
Raih 3 Penghargaan Internasional Euromoney 2025, BRI Catat Rekor Baru