SuaraLampung.id - Sejarah Kerajaan Tulang Bawang dimulai dari perpindahan suku bangsa beragama Hindu dari Vietnam ke wilayah Indonesia pada abad ke 5 Masehi.
Dikutip dari Buku "Kerajaan Tulang Bawang, Rangkaian Sejarah yang Hilang" karya Akhmad Sadad disebutkan perpindahan suku bangsa dari Vietnam ini berlangsung secara bergelombang dan berkelompok-kelompok.
Kelompok pertama berladang atau berhuma di Gunung Pesagi. Gelombang-gelombang berikutnya ada yang berhuma dan berladang di Skala Brak. Melalui perpindahannya kedua, suku bangsa dari Vietnam itu diduga mendirikan Kerajaan Tulang Bawang.
Beratus-ratus tahun lamanya mereka berdiam di sini. Nenek moyang yang menjadikan Kerajaan Tulang Bawang menyusur ke hulu Sungai Tulang Bawang dan menetap di situ. Hal sama juga dilakukan dari Skala Brak. Mereka ada yang berpindah ke Lampung Utara, Lampung Tengah hingga Lampung Selatan.
Baca Juga: Sempat Bergumul, Warga Dipasena Selamat dari Terkaman Buaya
Akhirnya, kelompok-kelompok mendirikan keratuan-keratuan di Lampung. Baik yang menjadikan keratuan maupun mendirikan Kerajaan Tulang Bawang, dinamakan transmigrasi maupun imigrasi.
Menurut tuturan rakyat, Kerajaan Tulang Bawang berdiri sekitar abad ke 4 Masehi atau sekitar tahun 623 Masehi. Namun ada juga menyebutkan kerajaan ini berdiri sekitar tahun 771 Masehi.
Raja-raja Kerajaan Tulang Bawang
Rajanya pertama Mulonou Jadhi (Mulonou Jadi). Raja Mulonou Jadi di masa kemudiannya oleh masyarakat dikenal lagi dengan nama Mulonou Aji atau Mulonou Haji. Setelah memerintah kerajaan, berturut-turut Raja Mulonou Jadi digantikan para putra mahkota.
Masing-masing disebutkan namanya Rakehan Sakti, Ratu Pesagi, Poyang Naga Berisang, Cacat Guci, Cacat Bucit, Minak Sebala Kuwang dan Runjung atau lebih dikenal dengan nama Minak Tabu Gayau. Ada yang menyebut Runjung memerintah Tulang Bawang sekitar abad ke 9 Masehi.
Baca Juga: Lupa Matikan Kompor saat Masak Air, Satu Rumah di Gunung Terang Ludes Terbakar
Rakehan Sakti atau Umpu Kesaktian, raja kedua Kerajaan Tulang Bawang menggantikan Maulano Jadi. Dalam riwayatnya, Rakehan Sakti menikah dengan Dayang Metika gelar Bidadari Angsa, anak bai Umpu Kuasa Buay Semenguk gelar Ratu Pesagi Nyerupa. Dari perkawinan ini, lahir seorang anak laki-laki dan seorang perempuan. Nama kedua anaknya Junjungan Sakti dan Putri Bulan.
Berita Terkait
-
Berwarna! KKN Unila Gelar Kegiatan Mewarnai di SDN 21 Tulang Bawang Udik
-
Semarak Hidup Sehat Bersama KKN Unila 2025 di Cakat Tulang Bawang
-
Usai Kampanye Seharian Di Lampung, Atikoh Ganjar Pilih Menginap Di Ponpes Miftahul Huda Dua Ribu
-
Tragis! Remaja 15 Tahun Tewas Diterkam Buaya di Sungai Tulang Bawang
-
Puan Maharani Ikut Tanam Singkong Bareng Petani di Tulang Bawang
Terpopuler
- Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kode Redeem FF Belum Digunakan April 2025, Cek Daftar dan Langsung Klaim Item Gratis
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- 4 Produk Wardah untuk Usia 40 Tahun Ke Atas Mengandung Antiaging, Harga Mulai Rp 50 Ribuan
Pilihan
-
Kiprah La Nyalla Mattalitti Saat Geger Geden PSSI Kini Rumahnya Digeledah KPK
-
Markas Pemain Korut U-17: Yang Tersembunyi di Balik Klub 4.25 SC?
-
Profil dan Kekayaan Abdul Halim Iskandar, Saudara Cak Imin yang Diduga Terlibat Korupsi
-
Strategi Investasi BPKH Gagal Tercapai, Kurang Rp704 Miliar dari Target di 2024
-
IHSG Masih Tunjukkan Taring dengan Menguat di Perdagangan Selasa Pagi
Terkini
-
Dari Bankir Veteran ke Ketua PERBANAS, Berikut Perjalanan Karier Hery Gunardi
-
Buyback Saham Rp3 Triliun, Langkah Strategis BRI Jaga Keberlanjutan Kinerja
-
BRI Bantu UMKM Tien Cakes and Cookies Tembus Pasar Lebih Luas
-
Kecelakaan Maut di Lampung Tengah: Avanza Tabrak Motor, Pelajar Tewas
-
Bulog Lampung Buka Pintu untuk Gabah Petani Terdampak Bencana! Ini Syaratnya