SuaraLampung.id - Provinsi Lampung harus mewaspadai penularan penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit kulit infeksius pada ternak.
Peningkatan kewaspadaan terhadap penyakit LSD pada ternak ini dikarenakan penyakit tersebut sudah masuk ke Riau.
"Penyakit infeksi emerging yang harus diwaspadai adalah Lumpy Skin Disease yang menjangkit ternak, sebab ini sudah ada di Pulau Sumatera tepatnya di Riau," ujar Koordinator Tim Pakar Satgas Penanganan PMK Prof Wiku Adisasmito, dalam rapat koordinasi penanganan PMK Provinsi Lampung, Rabu (10/8/2022) malam.
Ia mengatakan penularan secara mekanis penyakit itu terjadi melalui vektor yaitu nyamuk (genus aedes dan culex), lalat, dan beberapa vektor lainnya.
"Lampung harus meningkatkan kewaspadaan dan perlu dilakukan pengawasan juga, terutama untuk sapi yang dari Australia. Jangan sampai Lampung terinfeksi dan sampai ke Pulau Jawa," tambahnya.
Dia menjelaskan, kewaspadaan tersebut dilakukan karena diprediksi akan ada perubahan cuaca dimana mendekati akhir tahun arah angin akan menuju ke selatan Pulau Sumatera, dan ternak berpotensi terkena akibat adanya vektor pembawa virus.
"LSD adalah penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV), ini bisa mengakibatkan penurunan produktivitas ternak dan tidak bisa di cegah dengan disinfektan saja," kata dia.
Menurut dia cara utama untuk mencegah adanya ternak yang terjangkit LSD, dilakukan melalui vaksinasi pada ternak.
"Kita harus mencegah persebaran ini di arah selatan dan utara Pulau Sumatera melalui vaksinasi, dan kita sudah mendapatkan tawaran penyediaan vaksinasi LSD dari Australia," tambahnya.
Baca Juga: Waspada PMK! Mahasiswa KKN Undip Menjawab Keresahan dengan Penyuluhan
Ia melanjutkan, dengan adanya langkah kewaspadaan dan peningkatan pengawasan di daerah di Sumatera terutama Lampung sebagai pintu gerbang penyeberangan ke Pulau Jawa dapat mencegah adanya infeksi yang meluas.
"Harus bersama-sama mewaspadai dan mengawasi agar produktivitas peternakan di Lampung sebagai lumbung ternak tidak terganggu sehingga pemenuhan daging ke daerah sekitar pun tetap terjaga," ucapnya. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Waspada PMK! Mahasiswa KKN Undip Menjawab Keresahan dengan Penyuluhan
-
Buaya Berkeliaran di Perairan, Masyarakat Pesisir Bandar Lampung Mulai Resah
-
Pejabat Otoritas Veteriner: Tetaplah Konsumsi Hewan yang Rentan PMK Tanpa Harus Takut dan Ragu
-
Polisi Sita CCTV Pencurian Dana BOS MA Maarif Bumi Restu Palas, Pelaku Berjumlah 4 Orang
-
Dinas Sosial Lampung Bantu UPTD Panti Sosial Lanjut Usia (PSLU) Tresna werdha
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Lampung Barat Banjir Bandang: Rumah Hanyut, Warga Terjebak
-
10,8 Ton Ceker Ayam Ilegal Digagalkan di Lampung!
-
Lama Menunggu Air? PDAM Bandar Lampung Minta Warga Pulau Bawean Bersabar, Ini Alasannya!
-
13 Tahun Mengabdi, Honorer di Lampung Nangis Minta Kepastian Nasib
-
BRILiaN BRI Dorong UMKM Kombucha Lokal Masuk Pasar Global Lewat Minuman Fermentasi Bakteri Baik