SuaraLampung.id - Gubernur Lampung Arinal Djunaidi viral setelah videonya menantang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim tersebar di media sosial.
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi melayangkan tantangan ke Nadiem Makarim saat diwawancarai wartawan di halaman Rumah Sakit Ibu dan Anak Belleza, Bandar Lampung, Selasa (24/8/2021).
Pada video terlihat wartawan meminta pendapat Arinal mengenai larangan Mendikbud Nadiem Makarim mengenai pembelajaran tatap muka di beberapa kabupaten di Lampung.
Mendapat pertanyaan itu, Arinal Djunaidi langsung bicara dengan nada tinggi.
"Tanya dengan Nadiem jangan tanya dengan saya," kata Arinal Djunaidi.
"Persoalannya baru dua hari yang lalu kita 14 kabupaten selesai zona merah. Nenek moyang dia dari mana bahwa di kabupaten itu tidak boleh sekolah," kata Arinal.
Arinal lalu meminta wartawan untuk menyampaikan salamnya kepada Mendikbud Nadiem Makarim.
"Sampaikan salam saya ke Nadiem. Kalo kamu berani, saya tantang dia. Itu aja. Uda ga usah banyak...," tegas Arinal seraya berjalan meninggalkan wartawan.
Kata Pengamat Komunikasi
Baca Juga: PTM Jadi Polemik Gubernur Lampung dengan Mendikbud Ristek, Ini Kata Sekda Lampung
Pengamat Komunikasi Publik Universitas Lampung (Unila) Tony Wijaya mengatakan, konteks video yang beredar adalah Gubernur Arinal mendapatkan informasi dari wartawan sehingga dia pun belum yakin akan kebenarannya/belum dapat informasi resmi sebagai penyelenggara negara tentang isu tersebut.
"Memang secara harfiah perkataannya tampak kasar dan arogan. Tetapi kalau dilihat bentuk kalimat itu adalah istilah/ungkapan yang tidak tendensius untuk isu SARA," kata Tony.
Menurut Tony Wijaya, Ahok juga sering melakukan gaya komunikai seperti itu tapi justru di puja puji media dan pendukungnya.
Namun kata Tony, sebagai gubernur dan perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah, memang sebaiknya dihindari perkataan yang kontradiktif seperti ini.
"Sebaiknya lebih elegan," kata dia.
Bukan kali ini saja Arinal emosi di depan publik. Ada beberapa kasus lain dimana Arinal marah-marah. Sasarannya kebanyakan adalah wartawan.
Menurut Tony Wijaya, gaya komunikasi Arinal adalah gaya yang agresif.
"Saya melihatnya pertama adalah karakter pribadi beliau yang terbuka dan berkata apa adanya. Gaya seperti ini lazim buat orang Sumatera," ujar Tony.
Namun gaya komunikasi seperti ini sering disalahartikan dengan kasar padahal itu adalah gaya pribadinya.
"Tapi kembali ya pejabat publik punya panduan moral dan etika yang lebih ketat karena pelayan masyarakat dan digaji rakyat," tutup Tony.
Berita Terkait
-
PTM Jadi Polemik Gubernur Lampung dengan Mendikbud Ristek, Ini Kata Sekda Lampung
-
Jawab Nadiem Makarim Soal Larangan PTM, Pemkab Way Kanan: Kami Lebih Tahu dari Pusat
-
Gubernur Lampung Tantang Nadiem Soal PTM, Ini Penjelasan Pemprov Lampung
-
Viral Video Gubernur Lampung Tantang Mendikbud Nadiem Makarim: Nenek Moyang Dia
Terpopuler
- Tahta Bambang Pacul di Jateng Runtuh Usai 'Sentilan' Pedas Megawati
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
- 5 Sepatu Onitsuka Tiger Terbaik untuk Jalan Kaki Seharian: Anti Pegal dan Tetap Stylish
- Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
- Elkan Baggott Curhat ke Jordi Amat: Saya Harus Seperti Apa?
Pilihan
-
Anggaran MBG vs BPJS Kesehatan: Analisis Alokasi Jumbo Pemerintah di RAPBN 2026
-
Sri Mulyani Disebut Pihak yang Restui Tunjangan Rumah DPR Rp50 Juta Per Bulan
-
Sri Mulyani Berencana Naikkan Iuran BPJS Kesehatan 4 Bulan Lagi
-
Viral Noel Ebenezer Sebut Prabowo Ancaman Demokrasi dan Kemanusiaan
-
Naturalisasi PSSI Belum Rampung, Miliano Jonathans Dipanggil Timnas Belanda
Terkini
-
Wasit Beri Penalti, Bhayangkara FC Gigit Jari: Munster: Seharusnya Kami Bawa Poin!
-
Drama Kanjuruhan! Gol Penalti Injury Time Kubur Mimpi Bhayangkara FC di Malang
-
Kasus Bayi Alesha: RSUDAM Lampung Akui Kesalahan, Ombudsman Pantau Ketat Perbaikan Layanan
-
Dokter RSUDAM Lampung Kena Sanksi Jual Beli Alat Kesehatan ke Pasien BPJS
-
Tragedi Kebun Singkong di Lampung Utara: Nyawa Anita Melayang di Tangan Suaminya Sendiri