- Neraca perdagangan luar negeri Lampung surplus USD462 juta di Agustus 2025
- Ekspor Lampung naik signifikan, mencapai USD684,46 juta
- Impor juga melonjak tajam hingga 130,41 persen
SuaraLampung.id - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat neraca perdagangan luar negeri di Provinsi Lampung pada Agustus 2025 mengalami surplus senilai 462 juta dolar AS.
Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Lampung Nila Fridhowati mengatakan surplus sebanyak 462 juta dolar AS tersebut di dapatkan dari nilai impor sebesar 222,35 juta dolar AS dan nilai ekspor sebesar 684,46 juta dolar AS.
Ia mengatakan surplus neraca perdagangan luar negeri Lampung di Agustus 2025 ini lebih tinggi, dibandingkan dengan nilai surplus di Juli 2025 senilai 418,39 juta dolar AS. Namun lebih rendah dibandingkan dengan nilai surplus di Agustus 2024 dengan jumlah 492,72 juta dolar AS.
"Untuk perkembangan ekspor Lampung di Agustus 2025 dengan nilai mencapai 684,46 juta dolar AS, ekspor mengalami kenaikan 16,16 persen dibanding Agustus 2024 dengan nilai 589,23 juta dolar AS," katanya.
Baca Juga:Pemkot Bandar Lampung Ngebut Rehab Jembatan Kali Balau
Nila menjelaskan sedangkan nilai ekspor menurut pelabuhan muat di Provinsi Lampung periode Januari-Agustus 2025, untuk ekspor yang melalui pelabuhan yang ada di Lampung senilai 3.375 juta dolar AS. Sedangkan ekspor yang melalui pelabuhan luar Lampung sebesar 906,43 juta dolar AS.
"Nilai ekspor menurut negara yang terbesar berasal dari Amerika Serikat dengan nilai 641,76 juta dolar AS, dan komoditas terbesarnya adalah lemak dan minyak hewan atau nabati senilai 392,08 juta dolar AS," ucap dia.
Kemudian Pakistan dengan nilai ekspor 423,16 juta dolar AS dengan komoditas ekspor terbesar lemak dan minyak hewan nabati sebesar 421,92 juta dolar AS, dan India dengan nilai ekspor 395,51 juta dolar AS dengan ekspor tertinggi dari komoditas lemas, minyak hewan nabati sebesar 188,14 juta dolar AS.
"Share komoditas ekspor terbesar berasal dari lemak dan minyak hewan atau nabati senilai 1.820,31 juta dolar AS, kopi, teh dan rempah-rempah senilai 1.037,67 juta dolar AS, dan bahan bakar mineral senilai 489,34 juta dolar AS," ucap Nila.
Sedangkan untuk impor dengan nilai 222,35 juta dolar AS mengalami kenaikan 130,41 persen dibanding Agustus 2024 senilai 96,50 juta dolar AS.
Baca Juga:Hati-Hati Langgar HAM Napi Rutan Bandar Lampung Tak Kunjung Bebas Meski Masa Hukuman Usai
"Share komoditas impor terbesar berasal dari bahan bakar mineral sebesar 778,56 juta dolar AS, gula dan kembang senilai 137,79 juta dolar AS, ampas dan sisa industri makanan senilai 115,86 juta dolar AS," tambahnya. (ANTARA)