SuaraLampung.id - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Lampung menyatakan bahwa penerapan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) dapat menjadi peluang bagi Provinsi Lampung dalam melakukan ekspor baru komoditas pangan dan mencari negara tujuan ekspor baru.
Ketua Umum Apindo Lampung Ary Meizari Alfian menuturkan perang dagang AS memiliki dampak positif dan negatif.
"Mungkin akan ada kelesuan ekonomi tapi sebenarnya yang merasakan dampaknya adalah warga Amerika. Untuk kita terutama di Lampung bisa mendapatkan manfaat atas ini sebenarnya," ujar Ary, Jumat (11/4/2025).
Ia mengatakan, untuk memanfaatkan tarif resiprokal AS tersebut, pemerintah daerah harus melakukan pemetaan barang atau komoditas yang berdaya saing, dan melaksanakan diversifikasi pasar untuk ekspor.
Baca Juga:Tak Dikasih Tahu Pola Kunci HP, Pria di Bandar Lampung Emosi Pukuli Istri Siri Sampai Bonyok
"Mungkin saja kita bisa melakukan efisiensi agar biaya untuk produksi berkurang dan menurunkan harga jual. Kemudian bisa melihat peluang pasar baru yang potensial seperti Eropa, Asia, Afrika yang masih sangat terbuka luas," katanya.
Selain mencari peluang pasar baru, lanjut dia, pemerintah juga bisa memanfaatkan tingginya tarif yang dikenakan ke negara lain untuk memasukkan komoditas pangan ke Amerika Serikat.
"Jadi bisa dipetakan komoditas yang kompetitif untuk di bawa kesana, seperti di Lampung banyak komoditas pangan yang sangat potensial di ekspor kesana," ucap dia.
Ary mengatakan komoditas pertanian menjadi salah satu komoditas yang tidak terlalu terpengaruh kenaikan tarif resiprokal Amerika Serikat, sebab pangan merupakan kebutuhan utama serta akan selalu ada yang membeli.
"Dengan keunggulan Lampung sebagai daerah penghasil komoditas pangan tentu ini akan menjadi peluang besar yang menguntungkan. Prioritas kita saat ini yaitu dengan meningkatkan produktivitas dan kualitas, sebab pasar masih terbuka luas," tambahnya.
Baca Juga:Drama Pilkada Lampung Timur: Istri Mantan Bupati Dipecat dari DPRD Usai Dukung Lawan Partainya
Sebelumnya, Dewan Ekonomi Nasional (DEN) telah menyatakan bahwa tarif resiprokal Amerika Serikat terhadap Indonesia tidak sepenuhnya negatif, dengan peran Indonesia menggantikan berbagai posisi negara lain dalam rantai pasok global.