SuaraLampung.id - Waspada penipuan modus pemesanan kamar hotel di Bandar Lampung. Pelaku diketahui mengganti nomor pemesanan hotel yang tertera di internet dengan nomor pribadi.
Aksi penipuan dengan modus terbilang baru ini dibeberkan Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Chapter Lampung, Lekat Rahman.
Menurut Lekat, modus penipuan yaitu pembajak (hakcher) mengganti nomor pemesanan hotel dengan nomor pribadinya.
Kasus pembajakan ini, kata dia, sudah menimpa sejumlah hotel berbintang seperti Aston Hotel, Kurnia Perdana, dan Hotel Asoka.
Baca Juga:Pembangunan Kembali Kota Baru Berdampak Positif pada Sektor Properti
"Sudah ada korban tertipu dengan mentransfer biaya pemesanan kamar ke rekening pembajak yang dipesan melalui nomor WA pembajak," kata Lekat Rahman, kepada Lampungpro.co--jaringan Suara.com, Senin (12/8/2024).
Lekat Rahman yang juga General Manager Hotel Kurnia Perdana itu, mengatakan pihaknya kini tengah mendata hotel yang kena bajak. Dia mengatakan, jumlahnya bakal bertambah, mengingat banyak yang sudah memberi laporan.
Menurut Lekat, pihak hotel yang mengetahui nomornya dibajak di aplikasi Google, segera mengganti nomor pembajak. Namun hal itu tidak berhasil, karena nomor kembali ke nomor pembajak usai diganti.
"Nomor di Google Map itu diganti oleh hotel, tapi dalam hitungan detik kembali lagi ke nomor pembajak. Ada dua korban yang melapor karena pesan ke hotel kami. Satu sudah terlanjur bayar uang muka, satu lagi tak jadi transfer, karena Ketika diminta kirim lokasi hotel atau share lock, tak dikirim, sehingga pemesan curiga dan tak jadi transfer," kata Lekat Rahman.
Dia menambahkan informasi yang beredar di kalangan pengelola hotel, kasus pembajakan ini juga melanda sejumlah hotel di luar Lampung, terutama Pulau Jawa.
Baca Juga:Dapat Remisi, 72 Napi di Lampung Langsung Bebas di HUT ke-79 RI
Selain itu, pembajakan juga dialami penukaran uang (money changer), bank, bandara, hingga pemesanan tiket pesawat.
"Mohon kiranya masyarakat waspada dan kepada aparat terkait dapat segera mengatasi masalah ini karena merugikan hotel dan masyarakat," kata Lekat Rahman.