SuaraLampung.id - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto menaruh perhatian terhadap Provinsi Lampung sebagai lumbung pangan nasional.
Airlangga meminta Provinsi Lampung menjaga produktivitas di sektor pertanian agar tetap menjadi daerah lumbung pangan nasional.
Upaya menjaga produktivitas pertanian menurut Airlangga, adalah langkah untuk tetap menjaga ketersediaan pangan di daerah sekitar Lampung.
"Lampung ini jadi daerah penyangga pangan untuk daerah di sekitarnya seperti Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Jadi ini sangat penting untuk terus dijaga agar pangan tetap tersedia," ucapnya.
Baca Juga:Viral ART Asal Tanggamus Lampung Bobol ATM Habib Muhammad Aljufri, Pelaku Kini Buron
Selain produktivitas produk pangan seperti padi, Airlangga mengatakan, Lampung juga perlu tetap mempertahankan produktivitas produk hortikultura.
"Tanaman hortikultura juga banyak tumbuh di Lampung saat ini dan produksinya juga harus terus dijaga untuk menunjang produktivitas pertanian daerah," tambahnya.
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menambahkan Lampung terus menjaga produktivitas pertanian. Salah satunya dengan menerapkan Kartu Tani untuk membantu petani dalam mengusahakan lahannya.
Selanjutnya, pemerintah daerah pun akan terus berupaya menjaga pertumbuhan perekonomian daerah melalui pelaksanaan hilirisasi produk pertanian.
Diketahui berdasarkan data Pemerintah Provinsi Lampung ketersediaan pangan di daerah tersebut tetap terjaga untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat bahkan mengalami surplus.
Baca Juga:Kabur dari Ruang Pemeriksaan Polda Sumsel, Pria Ini Ditangkap di Lampung Barat
Komoditas tersebut meliputi untuk komoditas beras ada sebanyak 1,1 juta ton pada periode Oktober-Desember 2023 dengan kebutuhan sebanyak 232.806 ton dan ada surplus sebanyak 966.499 ton.
Untuk komoditas bawang merah ketersediaan ada 8.442 ton, kebutuhan 8.299 ton dan ada surplus 143 ton.
Gula memiliki ketersediaan sebanyak 26.041 ton, sedangkan kebutuhannya berjumlah 25.589 ton dan mengalami surplus sebanyak 452 ton.
Kemudian kedelai dengan ketersediaan berjumlah 19.362 ton kebutuhan sebanyak 14.766 ton ada surplus sebanyak 4.595 ton. (ANTARA)