SuaraLampung.id - Kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J menguak tabir mengenai harta kekayaan Irjen Ferdy Sambo.
Saat ini harta kekayaan Ferdy Sambo tidak tercatat di Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Padahal sebagai pejabat publik, sudah sepatutnya Ferdy Sambo melaporkan harta kekayaannya secara berkala ke KPK sebagai bentuk transparansi.
Dikutip dari YouTube tvOneNews, Ferdy Sambo diketahui memiliki tiga rumah mewah. Dua di antaranya berada di Jakarta Selatan dan satu lagi di Magelang, Jawa Tengah.
Sambo juga memiliki empat mobil Lexus berbagai tipe yang harga satu unitnya mencapai miliaran rupiah. Mantan Kadiv Propam Polri ini juga mempunyai mobil Toyota Land Cruiser dan Toyota Kijang Innova Venturer.
Kamaruddin Simanjuntak, pengacara keluarga Brigadir J, mempertanyakan dari mana Ferdy Sambo bisa mendapatkan harta sebanyak itu yang nilainya fantastis.
Kamaruddin lalu menceritakan mengenai seorang perwira polisi yang disuruh seorang jenderal menemui salah satu mafia untuk mengambil amplop cokelat besar.
Hebatnya, sekretaris mafia itu kata Kamaruddin Simanjuntak adalah seorang perwira dengan tiga melati di pundaknya.
Tidak hanya seorang Ferdy Sambo, Kamaruddin lalu meminta menghitung harta para jenderal di Polri.
Baca Juga:Temuan Tumpukan Uang Rp900 Miliar Milik Ferdy Sambo, Kapolri: Hoaks
"Kita hitung sajalah harta jenderal-jenderal itu. Darimana mereka hidupnya sangat hedonis? Hartanya dimana-mana, istrinya dimana-mana. Saya aja yang pendapatan saya lebih besar dari mereka, baru punya satu istri," ujar Kamaruddin dikutip dari YouTube tvOneNews di acara Catatan Demokrasi.
Pembawa acara lalu menimpali bahwa bisa saja harta para jenderal itu didapat dari penghasilan di luar sebagai polisi.
"Ya apa misalnya? Kan harus jelas," imbuh Kamaruddin.
"Usaha bang. Bisnis di luar bisa jadi," kata pembawa acara.
"Ya ga tau. Boleh ga polisi berbisnis," jawab Kamaruddin lagi.
Disinggung Komisi III
Anggota Komisi III DPR RI Adies Kadir menyinggung soal gaya hidup anggota Polri saat ini yang menurutnya membuat kepercayaan masyarakat menurun.
Menurut Adies Kadir adanya kasus Irjen Ferdy Sambo ini membuat indeks kepercayaan masyarakat terhadap Polri menurun di bawah 50 persen.
"Ini menjadi pertanyaan, ternyata selain kasus Brigadir J dan Sambo, ternyata penurunan ini disebabkan perilaku dan juga gaya hidup teman-teman Polri di tingkat bawah," ujar Adies.
Adies lalu menyinggung para kapolres yang sudah menjadi raja-raja kecil di daerah dengan gaya hidup mewah.
"Gaya hidup mereka. Sudah mulai pakai cerutu, sudah mulai pakai wine, mobilnya juga sudah mewah-mewah. Perilaku istri-istri pakai tas Hermes," ujarnya.
Adies mengatakan, tidak melarang polisi punya mobil banyak, istrinya pakai Hermes ganti-ganti tetapi gaya hidupnya tidak usah dipamerkan di media sosial karena membuat masyarakat nyinyir.