Kadis Kehutanan Lampung Tetiba Ambil Mikrofon, Marah-Marah Pada Puluhan Penyuluh

Yayan tiba tiba berdiri dari tempat duduk dan mengambil alat mikrophone hingga mengatakan bahwa sebagian banyak peserta penyuluh yang tidak serius mendengarkan.

Tasmalinda
Selasa, 09 Agustus 2022 | 18:27 WIB
Kadis Kehutanan Lampung Tetiba Ambil Mikrofon, Marah-Marah Pada Puluhan Penyuluh
Ilustrasi mikrofon, Kadis Kehutanan Lampung Tetiba Rebut Mikrofon [Shutterstock]

SuaraLampung.id - Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung Yayan Ruchyansyah tetiba semprot puluhan penyuluh kehutan ketika Tenaga Ahli Mentri Lingkungan Hidup (LHK) Eka Widodo Soegiri memberikan materi tentang hutan. Peristiwa itu terjadi saat momen pelantikan ketua Ikatan Penyuluh Kehutanan Indonesia Provinsi Lampung, di Desa Kariya Makmur, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur. Selasa (9/8/2022).

Yayan tiba tiba berdiri dari tempat duduk dan mengambil alat mikrophone hingga mengatakan bahwa sebagian banyak peserta penyuluh yang tidak serius mendengarkan ilmu ilmu tentang kehutanan yang diberikan oleh tenaga ahli Mentri LHK.

"Kalian tidak menghargai siapa yang bicara di depan, seharusnya kalian bangga dengan kehadiran pak Eka, pak Eka ini tenaga ahli Mentri , materi yang disampaikan tadi sangat perlu".Tegas Yayan di hadapan puluhan pendamping se Provinsi Lampung.

Yayan juga meminta kepada audiens untuk menyampaikan kesimpulan apa yang dikatakan tenaga ahli Mentri LHK Eka Widodo Soegiri, namun sejumlah peserta ditunjuk malah tidak bisa memberikan kesimpulan karena tidak serius mendengarkan apa yang di sampaikan narasumber.

Baca Juga:Update Jumlah Pemilih Pemilu 2024 di Lampung: 5,8 Juta Pemilih Pada Juli 2022

Kesimpulan yang disampaikan oleh tenaga ahli Mentri LHK Eka Widodo Soegiri, dengan memberikan gambaran dokumenter video hutan buatannya, bisa menjadi inspirasi bagi penyuluh wilayah Lampung untuk berkreasi, berinovasi dengan tidak selalu mengandalkan APBN.

"Penyuluh bisa mengembangkan iklim mikro dengan membuat hutan tanpa di wilayah kehutanan, setelah hutan mikro buatan tumbuh seperti hutan tinggal di kembangkan sebagai ekowisata,"kata Eka Widodo Soegiri.

Eka juga mengatakan untuk memulihkan kerusakan hutan di Lampung perlu dilakukan identifikasi kondisi lapangan secara kongkrit termasuk aspek aspek sosial karena problemnya problem sosial sehingga penangan nya harus melalui rekayasa sosial.

"Membangun kebersamaan itu perlu, pertama hutan itu penting kedua kesejahteraan masyarakat itu utama dan ketiga harus ada keseimbangan ekosistem," kata Eka Widodo Soegiri.

Sehingga manusia harus bisa melakukan penanaman yang berfungsi sebagai hutan, tapi juga bermanfaat bagi manusia, contohnya kata Eka Widodo Soegiri, yaitu tanaman yang tidak di potong kayunya tapi bermanfaat seperti jenis tanaman buah, namun struktur pohon berperan sebagi kayu hutan.

Baca Juga:Emosi Mendapati Video Porno Istri Bersama Pria Lain, Suami di Lampung Lapor Polisi

"Saya sudah sarankan kepada pak kepala dinas agar di sampaikan kepada pak Gubernur bahwa pola pola yang saya sampaikan bisa di gunakan di Lampung," kata dia.

Eka menegaskan kepada seluruh penyuluh kehutanan wilayah Lampung, harus menjadi garda terdepan untuk memulihkan kelestarian hutan di Lampung yang sudah terkontaminasi oleh manusia, penyuluh harus memiliki kreativitas tinggi dalam pengelolaan hutan.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung Yanyan Ruchyansyah mengatakan, secara keseluruhan Lampung memiliki luasan hutan 1,4 juta hektare, namun provinsi Lampung mengelola 564.950 hektare, sementara sisa nya di kelola kementerian LHK, yang terbagi menjadi 17 KPH.

"Dari jumlah luasan tersebut yang betul betul masih kondisi hutan hanya 13,63 peren. Sementara sisanya 80 sekian persen sudah ada aktivitas manusia nya," kata Yayan.

Kondisi hutan yang ada aktivitas manusia nya sudah terjadi hingga bertahun tahun dengan pola tanaman rata rata palawija bukan tanaman struktur hutan, manusia nekat merambah hutan karena kebutuhan pokok lahan pertanian dan ketersediaan lapangan pekerjaan yang terbatas dan terjadi pengangguran.

"Yang masih menjadi PR kami kedepan merubah pola pikir mereka yang beraktivitas didalam hutan dengan melakukan penanaman pohon yang bisa bermanfaat seperti jenis buah buahan," terang Yayan.

Kontributor : Agus Susanto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini