Cerita Warga Bakung Puluhan Tahun Hidup Berdampingan dengan Sampah

mengeluhkan aroma busuk dan limbah dari TPA Bakung namun mereka tidak berbuat banyak.

Wakos Reza Gautama
Senin, 04 Juli 2022 | 16:20 WIB
Cerita Warga Bakung Puluhan Tahun Hidup Berdampingan dengan Sampah
Kondisi TPA Bakung, Bandar Lampung, Senin (4/7/2022).

SuaraLampung.id - Puluhan tahun warga Bakung dan warga Keteguhan, Telukbetung Timur (TBT) Kota Bandar Lampung hidup berdampingan dengan aroma bau busuk dan limbah hitam pekat bersumber dari tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Bakung.

Roni (37) warga RT 001, Lingkungan II, Telukbetung Timur, Kota Bandar Lampung mengeluhkan aroma busuk dan limbah dari TPA Bakung namun mereka tidak berbuat banyak.

"Kami hidup di sini sudah puluhan tahun mas. Saya lahir di sini dan orang tua asli orang sini ," kata Roni saat diwawancarai suaralampung.id di belakang rumahnya, Senin (4/7/2022).

Dia menjelaskan aroma busuk dan limbah dari TPA Bakung dirasakan mereka setiap hari.

Baca Juga:Miris! Kerja 3 Bulan Tak Dibayar, Pekerja Proyek Malioboro Tegal Nekat Curi Tong Sampah di Lokasi Proyek

Berbagai upaya telah dilakukan olehnya bahkan Roni mengaku sempat melakukan aksi menyetop mobil tinja dan mobil sampah yang ke TPA Bakung.

"Di tempat saya ini, bau busuk dan limbah terjadi di musim hujan. Banjir aliran air dari arah TPA ke arah rumah saya karena aliran air dari atas TPA mengalir ke aliran air pada di belakang dapur saya," jelasnya.

Untuk itu dia berharap kepada pihak terkait supaya merespons apa yang menjadi keluhan warga yang tinggal di sekitar TPA Bakung karena selama ini keluhan mereka tidak direspons dari pihak terkait terutama dari pihak pengelola TPA Bakung.

"Rumah kami berdiri di sini sejak belum adanya TPA itu. Ya harapan kami aliran air dari TPA dibagusin supaya airnya lancar tidak mengalir ke rumah rumah warga kalau musim hujan," ujarnya.

Keberadaan TPA Bakung, menurut Roni, membuat air di lingkungannya tidak bisa dipakai lagi, sehingga warga beralih menggunakan air dari PDAM untuk kebutuhan sehari-hari.

Baca Juga:Ketua Ormas Laskar Merah Putih Sukabumi Bandar Lampung Tewas Dikeroyok

"Dulu air yang mengalir di belakang rumah saya itu bisa dibuat nyuci, sekarang air sumur aja enggak bisa dipakai. Dulu ada sumur sekarang saya tutup beralih pakai air dari PDAM. Kami juga berharap ada kompensasi dari pihak pengelola untuk warga terdampak," ujarnya.

Keluhan senada diungkapkan warga RT 02, Lingkungan III, di perumahan Keteguhan,Teluk Betung Timur, Kota Bandar Lampung. 

Warga mengeluhkan bau busuk dan limbah dari TPA Bakung yang mengalir dari TPA Bakung ke pemukiman warga di perumahan Keteguhan Permai II.

"Saya tiga puluh tahun di sini mas, kami mau ngeluh juga enggak ada respons dan realisasinya. Ini saya sampai enggk jua lan pecel karena banyak lalat kalau bau emang tiap hari terutama kalau musim hujan. Mas bisa lihat sendiri air disiring itu, hitam kecoklatan," kata Ibu Bambang sapaan akrab ibu penjual pecel di pinggir siring aliran limbah dari TPA Bakung.

Pantauan suaralampung.id di lokasi TPA Bakung telihat anak dari pemulung asik bermain di tumpukan sampah.

Ketika mobil sampah tiba puluhan pemulung berebut mengais sampah yang dibuang dari mobil dan terlihat satu unit kendaraan berat, jenis eskavator menggali dan mindahkan tumpukan sampah yang dibuang dari mobil sampah.

Dari arah perumahan Keteguhan, ada dua bangunan penampungan limbah dan air mengalir dari penampungan itu terlihat berwarna kecokelatan, melintas di pemukiman warga hingga mengalir ke arah laut melalui sungai Umbul Asem ke muara laut mako Polairud Polda Lampung.

Dari arah Bakung, limbah mengalir melalui siring dan mengalir melalui sungai Way Balau, Kota Karang, Kota Bandar Lampung bermuara di laut di Pulau Pasaran.

Kontributor : Ahmad Amri

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini