Menurut Ipang kebutuhan tiga operasi ini berbeda-beda nilainya belum lagi ditambah adanya operasi Hari H.
"Kalau dibilang media, bukan cuma media bikin konten, ada media beritanya ada online, tv dan segala macam terus ada pembuatan konten dan placement nya. Media salah satunya suka ga suka adalah tv," kata dia.
Penggunaan media tv itu menurut Ipang harus dilakukan bagi capres yang tingkat keterkenalannya rendah.
"Kalau keterkenalannya rendah, tv itu mau ga mau harus. karena penonton sinetron ibu-ibu banyak," ujar Ipang.
Baca Juga:Anis Matta Sebut Ada Partai Mau Berkuasa Dengan Cara Jual Tiket Capres
"Satu tayangan di tv Rp50 juta per 30 detik, 10 spot aja itu uda Rp500 juta per hari. Belum tahu efektif. Tapi kalo Rp500 juta per hari satu bulan uda Rp500 miliar. Itu baru tv doang belum placement-placement lain," ucap anak dari Sholahuddin Wahid ini.
Penggunaan media sosial dengan konten viralnya pun menurut Ipang tidak bisa diprediksi.
"Medsos biar viral, tapi viral tidak bisa dipredict. Yang bisa dipredict menyiapkan influencer, buzzer, ads, itu uda pasti bisa diukur. Itu semua ekuivalen dengan uang," paparnya.