SuaraLampung.id - Aktor Ethan Hawke ikut membintangi film horor-thriller The Black Phone yang tayang di bioskop Indonesia pada 22 Juni 2022.
Dalam Film The Black Phone, Ethan Hawke berperan sebagai "The Grabber", penculik anak-anak yang keji.
Ethan Hawke mengungkapkan karakter yang ia mainkan menarik untuk diulik, karena baginya, tokoh tersebut sudah "rusak" karena masa lalunya dengan keluarga dan lingkungan sekitarnya.
"Dia jelas orang yang sangat rusak. Dalam sebuah film tentang orang tua yang meneruskan siksaan mereka dan bagaimana sang anak menghindarinya, dalam banyak hal, ini adalah tentang bagaimana sebuah generasi mencoba untuk menginjak-injak cinta yang ada di bawahnya," ungkap Hawke dalam siaran pers Universal Pictures, Selasa (21/6/2022).
Baca Juga:Sinopsis Film Sleepover: Pesta Tidur Berujung Berburu
"Saya pikir dia merasakan rasa keadilan ketika menimbulkan rasa sakit pada orang lain karena apa yang dilakukan padanya," imbuhnya.
Lebih lanjut, Hawke menceritakan pengalamannya saat memerankan si tokoh penjahat yang selalu mengenakan topeng ketika beraksi. Baginya, berakting dengan menggunakan topeng membuatnya "lebih bebas".
"Ada sesuatu yang membebaskan tentang (penggunaan) topeng itu. Ketika saya masih kecil, saya ingat pergi ke kelas drama dan mempelajari apa yang dapat dilakukan topeng terhadap bahasa tubuh dan suara, dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi hubungan pemain dengan penonton," kata pemain film "Before Trilogy" tersebut.
"Juga, hidup melalui pandemi, dengan wajah kami tertutup sepanjang waktu, saya merasa itu juga sangat menarik," imbuhnya.
Selain itu, Hawke mengatakan ini bukan kali pertama ia bekerja sama dengan sutradara Scott Derrickson. Pertemuan pertamanya dengan Derrickson adalah ketika keduanya berada di film "Sinister", 10 tahun lalu.
Baca Juga:Tawarkan Ketegangan Terjebak di Pesawat, Film Emergency Declaration Bertabur Bintang
"Saya sangat senang bisa mengerjakan film itu ('Sinister') karena saya belajar banyak darinya tentang film bergenre tersebut. Saya telah mengikuti karirnya (Derrickson) selama bertahun-tahun dan sangat menghormatinya," paparnya.
"Jadi, ketika seseorang seperti itu menawari Anda film, Anda menganggapnya serius. Juga, saya merasa bahwa tidak seperti 95 persen film seram, 'The Black Phone' memiliki detak jantung yang sangat indah di tengah-tengahnya," imbuhnya. (ANTARA)