SuaraLampung.id - EP (17) warga Kecamatan Gunung Pelindung, Lampung Timur, yang berstatus narapidana di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Bandar Lampung menderita kelumpuhan pada kedua kakinya.
EP kini sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Metro. Pihak keluarga dalam berita yang beredar menduga ada kejanggalan dan dugaan penganiayaan yang dialami narapidana.
Bahkan Hul, ibu kandung narapidana, saat bertemu anaknya di rumah sakit mengungkapkan ada luka memar merah bercampur biru hitam di sekujur tubuh yang diduga bekas penganiayaan.
Kepala LPKA) Kelas II Bandar Lampung Sambiyo membantah adanya dugaan penganiayaan sesama narapidana yang mengakibatkan kelumpuhan satu warga binaan berinisial EP.
Baca Juga:Eks Napi Korupsi, Raden Brotoseno Tak Dipecat Polri, Publik Ramai-ramai Beri Komentar Menohok
"Itu tidak benar, saya sudah cek kepada anggota saya bahwa tidak ada penganiayaan terhadap sesama narapidana," katanya, Selasa (31/5/2022) dikutip dari ANTARA.
Dia melanjutkan terkait hal tersebut, pihaknya telah membentuk tim untuk melakukan pengecekan kebenaran kepada keluarga narapidana dengan adanya penganiayaan terhadap anaknya.
Dirinya juga mempersilahkan keluarga narapidana untuk melakukan visum terhadap anaknya untuk mengetahui kebenaran apakah adanya penganiayaan terhadap EP.
"Saya sudah perintahkan anggota saya untuk menemui keluarga narapidana mengecek kebenarannya. Untuk keluarga jika ingin melakukan visum juga tidak masalah," kata dia.
Sambiyo menambahkan EP tersebut sebelum masuk ke LPKA telah menjalani hukuman di Rutan Sukadana. Pada bulan Maret 2022, EP ia kemudian pindah ke LPKA Bandar Lampung.
Baca Juga:Brotoseno Tak Dipecat Polri Meski eks Napi, Postingan Tata Janeeta Tuai Sorotan
Ia juga sebelum masuk LPKA telah terkena berbagai penyakit yang membuat badannya kurus. Atas penyakit yang dideritanya tersebut, pihak LPKA telah tiga kali membawa nya ke rumah sakit setempat untuk pengobatan lebih lanjut.
"Kita sudah tiga kali bawa ke rumah sakit, hari ini juga masih berada di rumah sakit dan dijaga dua petugas LPKA bersama keluarganya," kata dia. (ANTARA)