SuaraLampung.id - Apa yang terjadi di Brazil akhir-akhir ini sungguh ironi. Betapa tidak, sebagai produsen pangan terbesar di Amerika Latin, Brazil kini mengalami rawan pangan.
Menurut hasil riset yang dirilis Getulio Vargas Foundation (FGV) pada Rabu (25/5/2022), Brazil sedang ditempa krisis pangan.
Riset yang menganalisis data dari Gallup World Poll itu menemukan bahwa 36 persen penduduk Brazil tak mampu membeli makanan buat keluarganya pada 2021, naik dari 30 persen pada 2019.
Angka itu menunjukkan bahwa untuk pertama kalinya angka kerawanan pangan di Brazil sudah melampaui rata-rata dunia sejak data tersebut mulai dicatat pada 2006.
Baca Juga:Girl Grup BLACKSWAN Resmi Perkenalkan Dua Member Baru, Ada Siapa Saja?
Penduduk Brazil menghadapi situasi yang mengerikan itu meskipun negaranya menjadi salah satu penghasil produk pertanian terbesar di dunia.
Harga pangan juga telah meningkat tajam sejak Rusia menginvasi Ukraina, menurut ekonom Marcelo Neri, direktur Pusat Kebijakan Sosial di FGV dan salah satu pakar yang terlibat dalam riset itu.
"Situasinya mengkhawatirkan, level tertinggi selama ini," kata Neri.
Meningkatnya kerawanan pangan di antara 20 persen penduduk termiskin di Brazil selama pandemi meningkat 75 persen pada 2021 dari 53 persen pada 2019.
Angka itu mendekati level Zimbabwe, negara dengan kerawanan pangan 80 persen atau tertinggi di dunia.
Baca Juga:PTPN Group Siap Beli Gula Kristal Putih Petani dengan Harga Rp 11.500/Kg
Riset tersebut juga menemukan bahwa kesenjangan gender dalam kerawanan pangan di Brazil pada 2021 enam kali lebih tinggi daripada rata-rata dunia. (ANTARA)