"Setelah saya juara, balik ke Indonesia baru diucapin. Terakhir sih ngomongnya selamat ya dek belum apa-apa. Uda ngomongnya gitu doang," papar dia.
Setelah sang ayah meninggal dunia, Pramudya Kusumawardana baru menyadari itu adalah cara sang ayah mendidiknya agar kuat.
"Awalnya kesal sama mereka kaya terlalu keras sama saya. Tapi ke sini-sini saya flashback gitu, mungkin kalo saya ga dikerasin mungkin saya ga kuat ngelewatin tantangan demi tantangan di badminton. Jadi mungkin itu dia menyiapkan saya untuk lebih kuat. Jadi paling support itu orang tua karena dia membiayai, mengayomi, mendidik," ujar Pramudya.
Pram berterima kasih kepada sang ayah karena telah mendidiknya dengan keras sehingga ia menjadi sosok yang kuat dalam menghadapi tantangan di dunia bulu tangkis saat ini.
Baca Juga:Top 5 Sport: Medali Perak Kejuaraan Asia Tambah Semangat Jonatan Christie