UAH Sentil Para Crazy Rich dan Sultan yang Suka Pamer Kekayaan: Jangan Seperti Firaun

UAH mencontohkan di zaman nabi banyak yang orang kaya raya yang di era saat ini disebut crazy rich atau sultan

Wakos Reza Gautama
Selasa, 08 Maret 2022 | 12:32 WIB
UAH Sentil Para Crazy Rich dan Sultan yang Suka Pamer Kekayaan: Jangan Seperti Firaun
Ilustrasi Ustaz Adi Hidayat (UAH). UAH sentil para crazy rich dan sultan yang suka pamer kekayaan. [Youtube Adi Hidayat Official]

SuaraLampung.id - Ustaz Adi Hidayat alias UAH mengingatkan para crazy rich dan sultan yang suka pamer kekayaan di media sosial.

Jika ada orang yang mendapatkan harta cukup banyak, menurut UAH, maka orang itu berpeluang beramal saleh dengan hartanya itu. 

Ia mencontohkan di zaman nabi banyak yang orang kaya raya yang di era saat ini disebut crazy rich atau sultan tapi menjadikan kekayaannya untuk mencari kemuliaan akhirat. 

"Tidak meninggalkan dunia. Dunianya mereka dapat, fasilitas, dapat kebaikan, dapat kemewahan. Tapi kemewahannya punya nilai, punya arah, punya esensi untuk meraih kemuliaan Allah SWT," kata UAH dikutip dari YouTube Adi Hidayat Official.

Baca Juga:Ungkap Afiliator Dengan Harta Ratusan Miliar, Ahmad Sahroni Sindir Doni Salmanan?

Hal yang ideal, menurut UAH, adalah mendapatkan dunia dan akhirat secara bersamaan.  

"Bila anda kaya kekayaan itu manfaat, melahirkan maslahat dan menjadikan anda terhormat di hadapan Allah. Bila punya kedudukan, melahirkan kebijakan yang bermartabat," ucap dia. 

Yang berbahaya, UAH mengingatkan, jika semua capaian dunia yang didapati ternyata tidak sebangun dengan dasar-dasar amalan akhirat bahkan menjauhkan anda dari bekal-bekal terbaik untuk pulang ke Allah.

"Dunia dikejar, harta bertambah tapi saat bersamaan tidak membangun ketaatan kepada Allah. Jauh dari iman, jauh dari ibadah, itu mesti waspada," tutur Ustaz Adi Hidayat. 

Menurut UAH, Allah memberi gambaran dalam Alquran Al Araf ayat 182. 

Baca Juga:Telusuri Aset Crazy Rich Indra Kenz, Kekasih dan Calon Ibu Mertua Diperiksa

"Orang-orang yang ingkar, menjauh dari ayat-ayat Allah, dulu saat berusaha rajin berdoa, rajin meminta, rajin salat. Sekarang sudah dapat yang dirajinkan menampilkan koleksi-koleksi kemewahan, rumah-rumah mewah, kendaraan. Tapi saat bersamaan jauh dari salat, jauh dari mengaji. Bahkan yang berbahaya anti dengan semua itu," jelasnya. 

Orang yang seperti itu harus hati-hati karena Allah sudah mencontohkan lewat kisah-kisah orang terdahulu yang suka memamerkan kekayaan tapi menjauh dari Allah sampai akhirnya mendapat murka Allah. 

Orang seperti ini, kata UAH, di dunia sengsara di akhirat merana. Maka turunlah Surat Al Anam ayat 43-44 yang difafsirkan dengan baik oleh Ibnu Katsir.

UAH mengatakan, orang yang melakukan cara yang salah justru akan dibukakan pintu kemewahan dunia, mendapatkan rizki dengan mudah harus hati-hati 

"Kemewahan ditampilkan saat bersamaan menjauh dari syariat. Apa yang akan terjadi? Hati-hati bisa jadi nanti terjadi di dunianya bisa hilang seketika. Diambil secara bertahap untuk membangun kesadaran mau kembali ga," katanya. 

"Kalau ga sadar juga harta itu akan dijadikan hisab terberat di hadapan Allah. saat itulah dia putus asa meminta diberi kesempatan untuk kembali ke dunia untuk berlaku saleh beribadah kepada Allah," lanjut UAH. 

Agama kata UAH tidak melarang umatnya untuk kaya, punya kedudukan dan berilmu. Namun semua itu dijadikan sebagai bekal mengantarkan kita pada kebahagiaan dunia dan kemuliaan akhirat.

Menurutnya sudah banyak orang pintar, kaya, kuat di masa lalu yang tidak mampu menjadikan itu kemuliaan akhirat maka sia-sia. 

Semuanya hanya menjadi kisah yang diviralkan untuk diantisipasi agar tidak terjadi lagi seperti demikian. Itulah Firaun, Qarun, Haman dan turunan-turunannya. Orang-orang ini bermasalah. Bahkan sampai sekarang tidak ada orang yang mau disebut  Firaun, Qarun, Haman dan turunan-turunannya," tuturnya. 

Karena itu dengan kesadaran dimaksud, UAH mengajak para crazy rich dan sultan menjadikan segala kemewahan dunia yang telah Allah titipkan untuk membangun kebahagiaan, kemakmuran yang mengantarkan kita pada kemuliaan akhirat dan ridha Allah SWT.

"Viral di dunia itu bagus tapi viral di akhirat itu lebih utama," tutup Ustaz Adi Hidayat.  

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini