Kisah Warga Rusia Menentang Invasi ke Ukraina, Bertengkar Setiap Hari dengan Sang Ayah yang Dukung Perang

Para pengunjuk rasa warga Rusia itu pun meminta maaf kepada rakyat Ukraina atas invasi negaranya.

Wakos Reza Gautama
Senin, 28 Februari 2022 | 12:54 WIB
Kisah Warga Rusia Menentang Invasi ke Ukraina, Bertengkar Setiap Hari dengan Sang Ayah yang Dukung Perang
Seorang wanita meletakkan bunga di luar kedutaan Ukraina di Moskow, setelah Rusia melancarkan operasi militer besar-besaran di Ukraina (24/2/2022). [ANTARA/Reuters/as]

SuaraLampung.id - Sejumlah warga Rusia berunjuk rasa di depan kedutaan Ukraina di Moskow pada Minggu (27/2/2022). 

Mereka berkumpul untuk menyuarakan rasa malu, kesedihan dan putus asa, atas invasi Rusia.

Para pengunjuk rasa warga Rusia itu pun meminta maaf kepada rakyat Ukraina atas invasi negaranya.

Alexandra dan Anna, keduanya 27 tahun, merupakan warga Rusia yang ikut aksi di depan kedutaan Ukraina di Moskow.

Baca Juga:Pengantin Ukraina Ini Menikah di Tengah Ledakan Bom, Langsung ke Medan Perang

Kedua sahabat itu, yang menolak menyebut nama belakang mereka, yakin kerabat mereka telah diberangkatkan ke Ukraina bersama Garda Nasional Rusia setelah menjalani latihan di Krimea.

Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014 dan memulai invasi besar-besaran ke negara tetangganya itu Kamis lalu (24/2/2022), yang ditanggapi oleh Barat dengan sanksi keras.

"Saya menentang perang ini dan saya ingin itu dihentikan segera. Hati saya bersama rakyat Ukraina, kepada mereka yang telah gugur, menderita dan berada di zona konflik," kata Alexandra yang bekerja di perhotelan.

Dia meletakkan bunga di seberang jalan, karena trotoar di depan kedutaan yang dipasangi barikade dan dijaga polisi.

Beberapa peserta aksi menaruh tanda bertuliskan "Maafkan Kami" dan simbol hati dari kardus berwarna biru-kuning bendera Ukraina.

Baca Juga:Ledakan Kembali Terdengar di Kyiv Ukraina, Bangunan Tempat Tinggal Dirudal

Semua benda-benda itu dibuang petugas setelah mereka bubar. Seorang polisi mengatakan kepada Reuters bunga-bunga itu disingkirkan setiap dua jam agar tidak mengganggu orang yang lewat.

Kejadian di depan kedutaan itu hanya satu dari sekian aksi protes anti perang yang ditindak keras oleh polisi Moskow.

Hampir 6.000 orang telah ditahan dalam protes-protes anti perang sejak Kamis, menurut pemantau protes OVD-Info. Banyak polisi berjaga di alun-alun ibu kota Rusia itu. Alun-alun Pushkin di pusat kota ditutup pada Minggu.

Belum ada jajak pendapat soal pandangan publik terhadap invasi, namun tingkat keterpilihan Presiden Vladimir Putin masih tinggi dan mayoritas penduduk tampak mendukungnya.

Penangkapan aktivis besar-besaran jarang terjadi di Rusia sejak kelompok oposisi pimpinan Alexei Navalny dihancurkan tahun lalu. Navalny kini mendekam di penjara.

Warga negara asing yang panik pada Minggu saling bertelepon dan membahas rencana untuk meninggalkan negara itu setelah Putin memerintahkan agar kekuatan nuklir Rusia ditempatkan dalam siaga tinggi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini