SuaraLampung.id - Nilai ekspor Provinsi Lampung periode Januari-November 2021 mencapai 4,4 miliar dolar Amerika Serikat atau 2,1 persen dari total ekspor nasional.
Staf Ahli Bidang Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI, Arlinda, mengatakan hal tersebut pada acara pelepasan ekspor akhir tahun 2021 yang berlangsung secara hybrid di 62 kabupaten/kota, di PT Great Giant Pineapple Lampung Tengah, Kamis (23/12/2021).
Pelepasan ekspor secara simultan di 17 titik wilayah di Indonesia, dengan lokus utama di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, yaitu bertempat di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia di Kawasan Industri Karawang International Industry City, yang dipimpin pelepasannya oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.
Arlinda menambahkan, salah satu penyumbang terbesar dari share ekspor Provinsi Lampung adalah PT Great Giant Pineapple yang merupakan eksportir nanas terbesar di dunia.
Baca Juga:Kurang Uang, Eks Bupati Lampung Tengah Mustafa Titip Istri Jadi Calon Bupati ke Azis
Selain beberapa perusahaan asal Lampung lainnya yang ekspornya ikut dilakukan pada pelepasan hari ini yaitu PT LDC Trading Indonesia, PT Rubber Jaya, PT Sarimakmur Tunggal Mandiri, dan PT Bukit Asam.
Dalam statistik, Lampung berkontribusi untuk produksi kopi robusta sebesar 22,63 persen dari produksi nasional, lada hitam berkontribusi 27,58 persen produksi nasional serta nanas kaleng yang merupakan pemasok 26 persen kebutuhan dunia.
Kegiatan pelepasan ekspor produk bernilai tambah ini merupakan wujud konkret dukungan pemerintah kepada para pelaku bisnis untuk terus berupaya dalam meningkatkan nilai ekspor Indonesia.
Salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menginspirasi dan memotivasi pelaku usaha lain untuk terus mengembangkan ekspornya dengan tetap mendorong inovasi dan daya saing produk.
Kegiatan pelepasan ekspor ini dilaksanakan di 26 Provinsi, 62 Kabupaten dan diikuti oleh 278 pelaku usaha yang terdiri dari 54 UKM dan 224 non UKM.
Baca Juga:Masyarakat Mesuji Serahkan Senjata Api Rakitan ke Polres
Adapun negara tujuan ekspor dalam kegiatan pelepasan ekspor ini tercatat 87 persen pasar tradisional dan selebihnya 13 persen pasar non tradisional seperti Kolombia, Pakistan, Kamboja dan lain-lain. produk yang diekspor sangat beragam di antaranya batubara, otomotif, minyak sawit dan turunannya, produk perikanan dan kelautan, karet dan produk karet, makanan dan minuman olahan dan lain-lain.
Sementara Gubernur Lampung, yang diwakili Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Kusnardi, mengatakan, pada masa pandemi ini pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung telah mengalami perbaikan.
Setelah sebelumnya sempat turun pada triwulan 2 tahun 2020 hingga triwulan 1 tahun 2021, sejak memasuki triwulan 2 tahun 2021 ini kinerja ekonomi Provinsi Lampung telah mengalami peningkatan sebesar 6,69 persen pada triwulan 2 dibandingkan triwulan sebelumnya, dan kembali tumbuh di triwulan 3 sebesar 2,07 persen.
Begitu pula dengan ekspor Provinsi Lampung, di masa pandemi ini justru mencatat nilai tertinggi selama 10 tahun (sejak tahun 2012). Pada periode Januari s/d Oktober 2021 ekspor telah mencapai nilai 4,02 miliar dolar AS.
Adapun pertumbuhan tertinggi yaitu untuk komoditi tapioka (6.849 persen), Batubara (108 persen), dan CPO (84 persen), juga komoditas lainnya yang secara rata-rata turut mengalami peningkatan.
"Saya turut mengucapkan selamat dan terima kasih kepada dunia usaha dan instansi terkait, karena berkat upaya dan kinerja Bapak Ibu pula hal ini bisa tercapai", ucap Kusnardi.
Sebagai daerah agraris, lebih dari 50 persen penduduk Lampung hidup dari sektor pertanian dalam arti luas. Sektor ini menyumbang 36 persen PDRB Lampung.
"Tidak berlebihan jika Lampung cukup berperan penting dalam menyumbang produksi nasional, untuk beberapa komoditas unggulan antara lain: padi, jagung, ubi kayu, gula, kopi robusta, nanas kaleng dan pisang," tambah Kusnardi. (ANTARA)