Protes Lockdown, Warga Bentrok dengan Polisi di Belanda

Sejumlah pengunjuk rasa terlibat bentrokan dengan aparat kepolisian di beberapa kota di Belanda.

Wakos Reza Gautama
Senin, 22 November 2021 | 11:22 WIB
Protes Lockdown, Warga Bentrok dengan Polisi di Belanda
Bentrokan antara warga polisi pecah di sejumlah kota di Belanda. [ANTARA/Sven Simcic - Video In Verzet via REUTERS/tm]

SuaraLampung.id - Beberapa kota di Belanda dilanda kerusuhan tiga hari berturut-turut hingga Minggu (21/11/2021) malam. 

Sejumlah pengunjuk rasa terlibat bentrokan dengan aparat kepolisian di beberapa kota di Belanda

Kerusuhan dilaporkan muncul di sejumlah lokasi di Belanda, termasuk Leeuwarden dan Groningen di utara, kota timur, Enschede, dan Tilburg di selatan.

Segerombolan pemuda yang marah membakar serta melemparkan batu untuk memprotes pembatasan COVID-19.

Baca Juga:Kerusuhan di Guadeloupe Dipicu Pembatasan COVID-19, Perancis Kirim Pasukan Khusus

Aparat kepolisian berupaya membubarkan massa menggunkan tongkat di Enschede, kota tempat peraturan darurat dikeluarkan.

Sementara itu di Leeuwarden, mobil polisi dilempari batu dan kelompok berpakaian hitam berteriak-teriak dan mulai melakukan pembakaran.

Menanggapi gangguan terburuk sejak penguncian menyeluruh yang mengakibatkan kekacauan yang meluas dan lebih dari 500 penangkapan pada Januari, polisi mengatakan lima petugas terluka pada Sabtu (20/11/2021) malam.

Selain itu, setidaknya 64 orang ditahan di tiga provinsi, termasuk puluhan orang yang melemparkan kembang api dan pagar selama pertandingan sepak bola di stadion Feyenoord Rotterdam.

Kerusuhan mutakhir dimulai pada Jumat (19/11/2021) malam di Rotterdam. Di kota itu, polisi menembaki kerumunan yang membludak menjadi ratusan orang selama protes. Wali kota Rotterdam mengatakan protes itu telah berubah menjadi "hura-hura kekerasan".

Baca Juga:Belanda Dilanda Kekacauan, 3 Malam Massa Anti-Lockdown Ngamuk Lempari Polisi

Empat orang yang diyakini terkena peluru polisi masih dirawat di rumah sakit pada Minggu, kata pihak berwenang.

Protes-protes itu dipicu oleh penentangan terhadap rencana pemerintah untuk membatasi penggunaan kartu corona nasional bagi orang-orang yang telah pulih dari COVID-19 atau telah divaksin, tidak termasuk mereka yang hasil tesnya negatif.

Belanda menerapkan kembali beberapa tindakan penguncian pada 17,5 juta warganya akhir pekan lalu selama tiga minggu awal dalam upaya memperlambat berjangkitnya virus. Tetapi, infeksi harian tetap berada pada level tertinggi sejak pandemi mulai merebak. 

Beberapa pemuda juga marah karena larangan kembang api pada Malam Tahun Baru untuk agar rumah sakit tidak semakin kewalahan. Perawatan di rumah sakit terpaksa dikurangi karena lonjakan pasien COVID-19.

Di antara konfrontasi paling serius pada Sabtu malam adalah yang terjadi di Den Haag. Lima petugas terluka, salah satunya serius, menurut pernyataan polisi.

Di kota itu, polisi menjalankan tugas dengan menunggang kuda dan menangkap 19 orang, salah satunya karena melemparkan batu melalui jendela ambulans yang lewat. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini