Benarkah Pil Molnupiravir Menurunkan Risiko Kematian akibat COVID-19? Ini kata Pakar

Pil antivirus COVID-19 bernama molnupiravir disebut bisa menurunkan sekitar separuh risiko kematian

Wakos Reza Gautama
Senin, 04 Oktober 2021 | 12:53 WIB
Benarkah Pil Molnupiravir Menurunkan Risiko Kematian akibat COVID-19? Ini kata Pakar
Ilustrasi Molnupiravir. Pil Molnupiravir disebut bisa menurukan risiko kematian akibat COVID-19. [Handout/Merck & Co,Inc./AFP]

Siapa yang akan dapatkan pil ini?

Berbekal hasil uji klinik fase 3, pihak Merck berencana mencari otorisasi darurat dari BPOM Amerika Serikat (FDA) untuk bisa digunakan warga Amerika sesegara mungkin. Bila semua proses berjalan lancar, regulator bisa mengesahkan obat tersebut sebelum akhir tahun ini.

Kepala penasihat medis untuk Presiden Amerika Serikat, Dr. Anthony S. Fauci, mengatakan tidak dapat memberikan batas waktu tertentu untuk persetujuan.

"FDA akan melihat data dan dengan cara yang sangat efisien dan efektif akan memeriksa data secepat mungkin," tutur dia.

Baca Juga:Tinjau Pelaksanaan Vaksinasi di Sorong, Jokowi: Segera Dihabiskan, Jangan Ada Stok Vaksin!

Bila disetujui, maka pil hanya ditujukan untuk pasien COVID-19 yang tidak dirawat rumah sakit. Uji klinis fase 3 hanya melibatkan mereka yang belum divaksinas karena dianggap berisiko tinggi terkena COVID-19 seperti halnya lansia atau orang dengan kondisi medis seperti diabetes atau penyakit jantung.

Walau begitu, para pakar berharap nantinya obat pada akhirnya akan tersedia untuk kalangan masyarakat lebih luas.

Merck berharap bisa memproduksi pil untuk 10 juta orang pada akhir tahun 2021. Pemerintah Amerika Serikat bahkan sudah memesan sebanyak 1,7 program pengobatan yang sebenarnya tak cukup untuk semua orang warganya yang terkena COVID-19.

Biaya yang dikeluarkan sekitar 700 dolar Amerika per perawatan atau setara Rp 9,9 juta. Jumlah ini sekitar sepertiga dari biaya pengobatan antibodi monoklonal. Rencananya, obat tersedia gratis untuk orang Amerika seperti halnya vaksin COVID-19 yang sudah beredar.

Sementara itu, Pfizer, Atea Pharmaceuticals dan Roche juga sedang mengembangkan pil serupa. Hasil dari uji klinis mereka diharapkan bisa dirilis dalam beberapa bulan ke depan. (ANTARA)

Baca Juga:Infeksi Covid-19 Dapat Menyebabkan Peningkatan Kadar Gula Darah Pada Tubuh

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini