Talang Air Pajaresuk, Jejak Sejarah Kolonisasi di Pringsewu

peninggalan program kolonisasi Belanda yang ada di Pringsewu adalah Talang Air di Desa Pajaresuk.

Wakos Reza Gautama
Sabtu, 21 Agustus 2021 | 13:04 WIB
Talang Air Pajaresuk, Jejak Sejarah Kolonisasi di Pringsewu
Talang Air Pajaresuk Pringsewu. [ISTIMEWA]

Talang Ari itu pertama kali dibangun pada tahun 1928 ketika masa program kolonisasi pemerintah Hindia Belanda. Fungsi dari Talang Air ini adalah menghubungkan aliran air dari irigasi Way Tebu ke lokasi lahan pertanian yang ada di wilayah Pringsewu.

Disamping sebagai aliran air, pada perkembangannya saat ini, Talang Air tersebut dimanfaatkan sebagai jembatan dan objek wisata sejarah oleh Kelompok Sadar Wisata Desa Pajaresuk.

Bangunan Talang Air peninggalan masa kolonialisme Hindia Belanda yang masih dapat kita jumpai saat ini bukan hanya terdapat di Desa Fajaresuk.

Talang Air juga tersebar di beberapa desa, sambung menyambung menembus lokasi perbukitan hingga terhubung ke sumber air dari sistem irigasi Way Tebu yakni Way Tebu III di desa Gumuk Mas, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu.

Baca Juga:Bendungan Way Sekampung Resmi Beroperasi, Bupati Pringsewu Lakukan Pengisian Awal

Terdapat lima buah Talang, Talang Pertama di Desa Ganjaran, Talang Dua di Desa Bumi Ayu, Talang Tiga di Desa Pajaresok, Talang Empat dan lima di Desa Bumi Arum.

Menurut Rudi Rianto, juru kunci Bendungan Gubuk Mas Way Tebu III, bendungan Way Tebu III memasok air ke saluran irigasi teknis yang mengairi ribuan hektar sawah di Kecamatan Pagelaran dan Pringsewu, termasuk di dalamnya ke wilayah Desa Podorejo, Bumiarum, Bumi Ayu, Pajaresuk dan Sidoarjo.

Guna menghubungkan saluran irigasi yang melintasi perbukitan, dibangunlah talang yang menyerupai jembatan (talang air) oleh pemerintah kolonial Belanda yang berjumlah lima buah talang dan tersebar di beberapa lokasi.

Talang air itu diberi nama sesuai dengan dengan tempat talang air berada seperti talang Ganjaran di Kecamatan Ganjaran, Talang Pajaresuk di daerah Pajaresuk, Talang Bumiarum di Desa Bumiarum dan juga Talang Bumi Ayu di Desa Bumi Ayu.

Talang Air yang dibangun era kolonisasi Belanda ini posisinya membentang dari bukit satu ke bukit lainnya, melintasi lembah atau rawa dengan ketinggian sekitar 25 meter dengan panjang bervariasi mulai dari 50 hingga 200 meter.

Baca Juga:ASN di Banten Meninggal Tertimpa Talang Air Saat Naik Motor

Talang Air yang diperkirakan usianya sudah mencapai 93 tahun itu terbuat dari besi (pelat baja) dan berbentuk silinder dengan ditopang oleh tiang-tiang pancang yang menempel ke pondasi cor batu belah sepanjang bentangannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini