Selain obat, pasien juga perlu mendapatkan asupan vitamin C cukup. Ada beberapa pilihan, yakni yang sifatnya non-acidic tiga kali sehari satu tablet (500 mg) selama 2 pekan, atau vitamin C tablet isap dua kali sehari satu tablet (500 mg) selama sebulan atau multivitamin mengandung vitamin B, C, E dan zink dua tablet sehari (satu bulan).
Vitamin lainnya yakni vitamin D satu kali sehari satu tablet 400-1000 IU, lalu obat herbal yang teregistrasi di BPOM dan obat rutin penyakit sebelumnyma misalnya hipertensi, diabetes atau asma (bila ada).
"Kalau bergejala ringan tanpa sesak biasanya diberikan Oseltamivir, atau Favipiravir, juga Azithromycin. Tetapi jangan men-stok karena obat-obatan ini harus diberikan di bawah pengawasan dokter," kata Nadia yang merekomendasikan pasien mengakses laman farmaplus.kemkes.go.id. untuk memeriksa ketersediaan obat.
Selama isoman, mereka bisa mengakses fasilitas telemedisin yang difasilitasi pemerintah melalui laman isoman.kemkes.go.id/periksa.
Baca Juga:Rawat 1.877 Pasien Covid-19, Tempat Tidur RSD Wisma Atlet Kini Cuma Terisi 23 Persen
Di sisi lain, para pejuang isoman juga perlu memperhatikan kesehatan mental mereka. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan antara lain berkomunikasi dengan teman-teman, membaca buku dan berhati-hati terhadap hoaks.
"Kalau kita terkena COVID-19, tidak ada hoaks yang akan membantu kita. Lebih baik tanya pada sumber-sumber yang betul-betul terpercaya," kata Nadia. (ANTARA)