Kenali Gejala Kanker Payudara Sejak Dini

ada sejumlah gejala kanker payudara yang bisa perempuan cermati.

Wakos Reza Gautama
Selasa, 13 Juli 2021 | 08:47 WIB
Kenali Gejala Kanker Payudara Sejak Dini
Ilustrasi kanker payudara. Kenali gejala kanker payudara.

SuaraLampung.id - Ada beberapa gejala kanker payudara yang bisa anda ketahui. 

Gejala kanker payudara perlu anda ketahui agar bisa segera mengambil langkah lanjutan. 

Dokter spesialis bedah onkologi dari Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia, Sonar Soni Panigoro menyebutkan, ada sejumlah gejala kanker payudara yang bisa perempuan cermati.

Salah satu gejala kanker payudara yang mudah dikenali adalah keluarnya cairan atau darah dari puting.

Baca Juga:Wanita Wajib Tahu Gejala Kanker Serviks Sejak Dini

Selain itu, ada pembengkakan seluruh atau sebagian payudara, nyeri pada payudara, iritasi atau kerutan seperti kulit jeruk pada kulit payudara, teraba benjolan di payudara, teraba benjolan atau bengkak pada ketiak.

"Tapi lebih baik tidak menunggu ada gejala agar dapat ditemukan stadium yang dini," ujar dokter yang berpraktik di RS Cipto Mangunkusumo - Kencana itu, dalam keterangannya dikutip Selasa (13/7/2021) dilansir dari ANTARA.

Dia mengingatkan, ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang bisa terpapar kanker yakni wanita di atas usia 40 tahun, terdapat riwayat keluarga atau riwayat kanker sebelumnya, adanya faktor genetik berupa mutasi gen BRCA1 atau BRCA 2.

Selain itu, ada riwayat menstruasi dini sebelum usia 12 tahun dan menopause lambat setelah usia 55 tahun, riwayat reproduksi yaitu tidak memiliki anak dan tidak menyusui, faktor hormonal, konsumsi alkohol, riwayat radiasi dinding dada, serta faktor lingkungan.

Lebih lanjut, bila kanker sudah terlanjur ada, maka penanganannya bisa melalui beberapa cara bergantung pada jenis kanker payudara yang dialami dan stadiumnya, salah satunya terapi bedah.

Baca Juga:Mudah Dicari, 6 Makanan Ini Mampu Menurunkan Risiko Kanker

Menurut Sonar, pasien biasanya menjalani lebih dari satu jenis penanganan, mulai dari biopsi untuk mengambil jaringan dan memastikannya kanker atau bukan; tindakan mastektomi yaitu pengangkatan seluruh jaringan payudara, atau tindakan Breast Conserving Surgery (BCS) yang merupakan operasi pengangkatan kanker pada sebagian payudara dengan teknik eksisi luas atau lumpektomi.

"Selain itu, untuk kelenjar getah bening yang terdampak dapat dilakukan Sentinal Lymph Node Biopsy (SLNB) untuk menemukan dan mengangkat KGB pertama dimana tumor mungkin menyebar; atau dengan Axillary lumph node dissection (ALND) yaitu pengangkatan kelenjar getah bening sekitar 20 buah, di daerah ketiak atau aksila, dan dilakukan bersamaan dengan BCS atau mastektomi," papar dia.

Sonar mengatakan, untuk memperbaiki kecacatan yang timbul akibat operasi payudara, maka dapat dilakukan bedah rekonstruksi antara lain menggunakan implan atau menggunakan jaringan tubuh lain (flap procedure).

Cara ini, selain untuk membentuk payudara kembali dapat juga dilakukan rekonstruksi puting dan areola. Selain itu, ada juga teknik rekonstruksi untuk limfedema.

"Setelah operasi dapat diberikan terapi ajuvan bila ada indikasi yaitu kemoterapi, terapi hormonal dan atau terapi radiasi untuk mencegah kekambuhan. Ada terapi Neoadjuvant yaitu terapi sistemik untuk mengecilkan tumor sebelum dilakukan bedah," kata dia.

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi onkologi medik dari Universitas Indonesia, Andhika Rachman menuturkan, ada juga terapi sistemik dalam penanganan kanker payudara yang meliputi terapi hormonal dan terapi target.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini