Varian Delta Covid-19 Lebih Ganas, Pakar Ungkap Vaksin Bisa Lindungi dari Varian Delta

Dari kasus varian baru Covid-19 yang ditemukan di Indonesia, varian delta mendominasi.

Wakos Reza Gautama
Kamis, 17 Juni 2021 | 19:10 WIB
Varian Delta Covid-19 Lebih Ganas, Pakar Ungkap Vaksin Bisa Lindungi dari Varian Delta
Ilustrasi Covid-19. Varian baru Covid-19 yaitu varian delta disebut lebih ganas. [Pexels]

"Data yang dikumpulkan WHO sampai 8 Juni 2021 menunjukkan hal ini masih belum terkonfirmasi, tapi memang ada laporan peningkatan harus masuk rawat inap di rumah sakit. Di sisi lain, memang ada beberapa laporan yang membahas tentang kemungkinan lebih beratnya penyakit yang ditimbulkan varian ini," katanya.

Dampak varian Delta terhadap kemungkinan terinfeksi ulang sesudah sembuh, kata Tjandra, memang muncul laporan bahwa pada varian Delta terjadi penurunan aktifitas netralisasi.

Mantan Direktur WHO Asia Tenggara itu juga mengungkap pengaruh Delta terhadap diagnosis. "Sejauh ini belum ada laporan ilmiah yang sahih tentang dampak varian Delta terhadap hasil pemeriksaan COVID-19 dengan PCR dan atau rapid antigen," katanya.

Terkait dampak varian Delta terhadap efikasi vaksin, kata Tjandra, sesuai data hasil penelitian masih terus bergulir dari waktu ke waktu.

Baca Juga:Waspadai Varian COVID-19 Delta Masuk ke DIY, Pembajun Minta Warga Disiplin Prokes

Laporan awal dari Inggris menunjukkan ada sedikit penurunaan efektifitas vaksin Pfizer BioNTech dan AstraZeneca-Vaxzevria terhadap varian Delta dibandingkan dengan varian Alfa.

"Penelitian lain yang dipublikasi di Jurnal internasional ternama Lancet menemukan adanya penurunan netralisasi pada varian Delta yang diberi vaksin Pfizer, lebih tinggi dari penurunan netralisasi pada varian Alfa dan Beta," katanya.

Tjandra mengatakan dari berbagai data yang ada maka secara umum pemberian vaksin Pfizer dan Astra Zeneca sebanyak dua kali suntikan masih dapat melindungi terhadap varian Delta. "Tetapi memang harus dua kali dan jangan hanya satu kali," katanya.

Tjandra menambahkan, Indonesia masih harus terus mengikuti perkembangan hasil penelitian untuk mendapatkan kesimpulan yang tepat tentang dampak varian Delta ini pada perjalanan penyakit COVID-19 dan perkembangan pandemi.

"Yang dapat dilakukan sekarang adalah melakukan 3M, 3T dan vaksinasi secara benar-benar maksimal, bukan hanya sekedar optimal," katanya.

Baca Juga:Kasus Positif Meroket, Singkawang Kembali Zona Oranye

Sementara itu jumlah pemeriksaan “whole genome sequencing” juga harus terus ditingkatkan secara bermakna agar masyatakat mendapat gambaran yang lebih pasti tentang berapa besar masalah varian Delta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini