"Penelitian lain yang dipublikasi di Jurnal internasional ternama Lancet menemukan adanya penurunan netralisasi pada varian Delta yang diberi vaksin Pfizer, lebih tinggi dari penurunan netralisasi pada varian Alfa dan Beta," katanya.
Tjandra mengatakan dari berbagai data yang ada maka secara umum pemberian vaksin Pfizer dan Astra Zeneca sebanyak dua kali suntikan masih dapat melindungi terhadap varian Delta. "Tetapi memang harus dua kali dan jangan hanya satu kali," katanya.
Tjandra menambahkan, Indonesia masih harus terus mengikuti perkembangan hasil penelitian untuk mendapatkan kesimpulan yang tepat tentang dampak varian Delta ini pada perjalanan penyakit COVID-19 dan perkembangan pandemi.
"Yang dapat dilakukan sekarang adalah melakukan 3M, 3T dan vaksinasi secara benar-benar maksimal, bukan hanya sekedar optimal," katanya.
Baca Juga:Waspadai Varian COVID-19 Delta Masuk ke DIY, Pembajun Minta Warga Disiplin Prokes
Sementara itu jumlah pemeriksaan “whole genome sequencing” juga harus terus ditingkatkan secara bermakna agar masyatakat mendapat gambaran yang lebih pasti tentang berapa besar masalah varian Delta.
"Atau mungkin varian lebih baru lagi yaitu Delta Plus atau mungkin yang lain lagi yang ada di negara kita," demikian Tjandra. (ANTARA)