SuaraLampung.id - Seorang wanita mengalami nasib malang usai dipecat dari kantor tempatnya bekerja. Padahal dia diterima bekerja di tempat tersebut baru 30 menit sebelum dipecat.
Ternyata, pemecatan itu lantaran ia ketahuan memiliki tato oleh bosnya. Ia pun harus melepas pekerjaan impiannya.
Menyadur The Sun, wanita tersebut adalah Claire Shepherd, ia berusia 32 tahun dan punya hobi menghias tubuh dengan tato. Ia sudah mengenal tato sejak umurnya 18 tahun.
Tempat kerja sebelumnya mengizinkan Claire memiliki tato di leher dan tangannya. Ia juga menganggap bahwa tato adalah wujud kebebasan berekspresi sekaligus seni.
Baca Juga:Baru Setengah Jam Dapat Kerja, Wanita Ini Dipecat Akibat Ketahuan Bertato
Pada 2015, Claire memutuskan untuk keluar dari tempat kerjanya dan melamar di sebuah kantor yang membuka lowongan pekerjaan impiannya. juga melakukan wawancara selama setengah jam lewat telepon.
Karena pernah bekerja sebagai asisten manajer, Claire langsung diterima. Namun, kebijakan perusahaan menulis bahwa karyawan harus menutupi tato.
Lantaran punya tato di tangan dan leher, Claire sadar bahwa ia tidak akan bisa menutupinya dengan mudah. Ia pun memutuskan untuk jujur dan menelepon kantor barunya.
"Untuk memastikan apakah ini baik-baik saja, aku menelepon. Dia menarik kembali pekerjaanku begitu saja, berkata bahwa mereka tidak bisa mempekerjakanku. Aku memiliki pekerjaan itu hanya setengah jam," curhatnya.
Karena kesal, Claire memutuskan untuk curhat di Facebook. Kisahnya saat itu menjadi viral, dan ia kembali dihubungi perusahaan yang memutuskan menerimanya kembali.
Baca Juga:Suami Gantung Diri karena Stres Ditinggal Istri Jadi TKI
"Aku marah karena kebijakan itu sudah kuno. Aku punya hak atas pekerjaan itu, jadi sudah jelas ini masalah tatoku," imbuh Claire yang merasa dihakimi.
Claire pun menolak tawaran pekerjaan tersebut dan memilih melepaskan karir impiannya.
Tak hanya urusan pekerjaan, ia juga mengungkap bahwa tato miliknya dibenci orangtuanya. Claire juga sering mendapat komentar jahat hingga berbagai ancaman.
Setelah insiden tersebut, wanita ini memilih bekerja sebagai manajer kafe. Kemudian, ia beralih membangun karir di layanan sosial dan kesehatan.
"Dalam beberapa tahun terakhir ini, aku tidak mengalami masalah di tempat kerja karena tatoku."
"Semua yang bekerja denganku sekarang tidak menghakimi dan tidak menganggap tatoku mengerikan," tambahnya.