Tasmalinda
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:12 WIB
Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik Sudaryati Deyang. [Dok BGN]
Baca 10 detik
  • BGN meminta mitra SPPG Program MBG tingkatkan kepedulian sosial selain aspek teknis penyediaan makanan bergizi.
  • Presiden menghendaki mitra SPPG adalah yayasan berorientasi sosial, bukan badan usaha pencari keuntungan maksimal.
  • BGN akan terbitkan juknis alokasi 30% pendapatan mitra untuk kegiatan sosial dan pendidikan ke depan.

SuaraLampung.id - Badan Gizi Nasional (BGN) mengingatkan para mitra dan yayasan pengelola Satuan Pelaksana Pelayanan Gizi (SPPG) agar tidak semata menjalankan aspek teknis Program Makan Bergizi Gratis (MBG), tetapi juga meningkatkan kepedulian sosial terhadap sekolah-sekolah penerima manfaat.

Pesan tersebut disampaikan Wakil Kepala BGN Nanik Sudaryati Deyang dalam kegiatan Sosialisasi dan Penguatan Tata Kelola MBG serta Pengawasan dan Pemantauan SPPG di Kabupaten dan Kota Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (11/12/2025).

Menurut Nanik, keberadaan dapur MBG seharusnya menjadi bagian dari solusi atas berbagai keterbatasan yang masih dihadapi sekolah-sekolah, khususnya yang siswanya menjadi penerima manfaat program.

“Kalau ada sekolah gentingnya bocor, ya dibantu dibenerin. Kalau tidak punya WC, ya dibangunkan WC. Itu bentuk kepedulian sosial yang seharusnya hidup dalam program ini,” ujar Nanik.

Ia menjelaskan, sejak awal perancangan Program MBG, Presiden Prabowo Subianto memang tidak menghendaki keterlibatan badan usaha berbentuk PT atau CV sebagai mitra SPPG. Pemerintah memilih menggandeng yayasan pendidikan, keagamaan, dan sosial karena program ini dirancang sebagai bantuan negara yang berorientasi pada kepentingan masyarakat.

“Beliau berpikir, yayasan pendidikan, agama, dan sosial itu orientasinya bukan mencari keuntungan. Karena itu mereka yang diajak bekerja sama,” kata Nanik mengutip arahan Presiden Prabowo.

Namun dalam pelaksanaannya, Nanik mengakui munculnya sejumlah yayasan baru yang tidak sepenuhnya bergerak di bidang pendidikan, keagamaan, maupun sosial. Kondisi tersebut terjadi karena percepatan pembangunan dapur MBG di berbagai daerah.

Meski demikian, Nanik mengingatkan agar mitra dan yayasan tidak berlebihan dalam mengejar keuntungan. Ia menekankan pentingnya menjaga kualitas bahan baku makanan dan tidak menekan porsi gizi demi efisiensi biaya.

“Jangan main-main soal bahan baku. Jangan sampai kualitas dikorbankan. Program ini menyangkut gizi anak-anak,” tegasnya.

Baca Juga: Cek Fakta Jokowi Terima Suap dari Bupati Lampung Tengah, Benarkah?

Sebagai Ketua Pelaksana Harian Tim Koordinasi Kementerian/Lembaga Program MBG, Nanik menegaskan bahwa pemerintah memahami mitra dan yayasan tetap membutuhkan keberlanjutan usaha. Namun, pencarian keuntungan harus tetap mengedepankan hati nurani dan kepentingan sosial.

“Kalau mau untung, silakan. Tapi wajar saja, jangan berlebihan,” ujarnya.

Nanik juga mengungkapkan bahwa BGN tengah menyiapkan petunjuk teknis yang lebih tegas terkait peran sosial mitra dan yayasan. Dalam skema yang sedang disusun, sebagian pendapatan mitra akan diarahkan kembali untuk kegiatan sosial dan pendidikan.

“Ke depan, sekitar 30 persen pendapatan mitra harus dialokasikan untuk sosial dan pendidikan. Ini agar kita tidak mencederai niat awal dan keinginan Presiden,” kata Nanik.

BGN menegaskan, keberhasilan Program Makan Bergizi Gratis tidak hanya diukur dari jumlah porsi makanan yang tersalurkan, tetapi juga dari dampak sosial yang dirasakan sekolah dan lingkungan sekitarnya. Dengan meningkatnya kepedulian mitra dan yayasan, MBG diharapkan benar-benar menjadi program yang menyehatkan, memberdayakan, dan memuliakan masyarakat.
 
 

Load More