Wakos Reza Gautama
Selasa, 21 Oktober 2025 | 22:17 WIB
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal meninjau pabrik pengolahan penyulingan minyak sawit, Cargill. [ANTARA]
Baca 10 detik
  • Cargill menandai babak baru hilirisasi komoditas sawit di Lampung
  • Pabrik ini akan menstabilkan harga sawit bagi petani Lampung
  • Pemerintah menargetkan peningkatan signifikan sektor industri pengolahan

SuaraLampung.id - Provinsi Lampung siap melesat jadi pemain utama di kancah industri pengolahan komoditas. Bagaimana tidak, kehadiran pabrik penyulingan minyak kelapa sawit berskala global menandai babak baru transformasi ekonomi daerah.

Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, menyatakan bahwa investasi raksasa dari perusahaan sekelas Cargill ini bukan sekadar pembangunan pabrik biasa.

"Kami sangat bangga dan bersyukur karena Lampung telah menjadi pilihan strategis bagi investasi global. Kehadiran perusahaan sebesar Cargill menegaskan bahwa Lampung memiliki potensi yang sangat besar, baik dari sisi sumber daya alam, tenaga kerja, maupun dukungan infrastruktur," ujar Mirza, Selasa (21/10/2025).

Cargill dikabarkan siap mengoperasikan refinery minyak sawit baru di Lampung senilai US$200 juta atau sekitar Rp3,31 triliun.

Ini adalah langkah konkret Lampung menuju pusat industri pengolahan dan hilirisasi komoditas berkelanjutan. Sekitar 30 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Lampung saat ini disumbang dari sektor pertanian dan perkebunan.

Dengan adanya refinery ini, pemerintah menargetkan peningkatan signifikan di sektor industri pengolahan yang saat ini baru sekitar 19 persen.

Targetnya? Bisa meningkat dua kali lipat! Ini sejalan dengan arahan Presiden untuk menjadikan Lampung provinsi tujuan hilirisasi pangan nasional.

"Ini kebanggaan bagi kami atas kehadiran investasi global berskala besar di Provinsi Lampung," tegas Gubernur Mirza.

Keberadaan pabrik ini tak hanya bicara angka besar, tapi juga menyentuh langsung kehidupan masyarakat, terutama para petani sawit.

Baca Juga: Siswi SMP Disekap di Penginapan di Bandar Lampung Diduga Dilecehkan, Ibu Korban Histeris

Bayangkan, dari sekitar 190 ribu hektare lahan kelapa sawit di Lampung, sebagian besar dikelola oleh petani kecil.

"Dengan adanya refinery seperti ini, harga sawit di tingkat petani akan lebih stabil, dan masyarakat semakin termotivasi untuk melakukan replanting atau penanaman kembali,” ungkapnya.

Pemerintah Provinsi Lampung tidak main-main dalam mendukung iklim investasi. Mereka terus berbenah dengan meningkatkan infrastruktur, digitalisasi layanan publik, penyederhanaan perizinan, hingga menjamin persaingan usaha yang sehat. Tujuannya satu agar semua pelaku industri merasa nyaman dan berdaya saing di Lampung.

Gubernur Rahmat Mirzani Djausal optimis, proyek Lampung Refinery ini akan memperkuat posisi Lampung sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sumatera.

"Refinery ini akan menciptakan efek berganda. Dari sisi hulu, petani mendapat akses pasar yang lebih baik. Dari sisi hilir, sektor transportasi, logistik juga akan ikut bergerak," jelasnya. (ANTARA)

Load More