-
Hingga September 2025 bencana hidrometeorologi ada 119 kejadian banjir dan 41 tanah longsor di Lampung
- Persiapan pencegahan bencana banjir pemanfaatan pompa mobile seperti yang diterapkan di wilayah Jakarta
- Memperhatikan penggunaan sistem peringatan dini dari BMKG yang integrasi data melalui dashboard online.
SuaraLampung.id - Provinsi Lampung bersiap menyambut musim hujan 2025/2026, namun bayangan kelam bencana hidrometeorologi tampaknya masih menghantui.
Di tengah klaim kesiapsiagaan pemerintah, catatan suram 119 kejadian banjir dan 41 tanah longsor sepanjang 2025 hingga September menjadi alarm yang tak bisa diabaikan.
Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, menegaskan komitmen Pemprov untuk memastikan Lampung siap menghadapi bencana hidrometerologi.
"Bukan hanya dalam aspek penanganan darurat, tetapi juga pada pencegahan dan mitigasi jangka panjang,” ujarnya.
Pemprov Lampung berencana mengadopsi manajemen air terpadu, termasuk penggunaan pompa mobile ala Jakarta dan pengaturan debit air bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).
"Penanganan banjir di Lampung harus dikawal dengan serius dan terukur. Kita perlu mengevaluasi apa yang belum dan sudah dikerjakan, serta apa yang perlu segera dikerjakan," ujarnya.
Optimalisasi sistem peringatan dini BMKG melalui dashboard online dan aplikasi Lampung-In juga menjadi bagian dari strategi.
“Kegiatan normalisasi saluran air tidak boleh menunggu sampai banjir terjadi. Semua harus memastikan sebelum musim hujan datang, infrastruktur air sudah siap menampung debit tinggi," papar Jihan.
Pemprov Lampung juga mengklaim telah menyiapkan langkah penanggulangan pasca-bencana, seperti logistik, layanan kesehatan, dan program rehabilitasi. BPBD telah menyiapkan alkon, sembako, dan peralatan kebersihan.
Baca Juga: Kejati Lampung Irit Bicara Soal Penggeledahan Rumah Mantan Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona
Pemerintah kabupaten/kota diminta segera menyiapkan e-proposal rehabilitasi dan rekonstruksi. Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial juga memastikan kesiagaan layanan publik, obat-obatan, dan pemantauan penyakit.
Jihan menutup pernyataannya dengan menekankan kolaborasi semua pihak. "Penanganan banjir tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan membutuhkan kolaborasi semua pihak." (ANTARA)
Berita Terkait
-
Kejati Lampung Irit Bicara Soal Penggeledahan Rumah Mantan Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona
-
Mencegah Keracunan MBG: Lampung Perketat SOP dan Ancam Tutup Dapur Nakal
-
Profil Brigjen Sumarto, Wakapolda Lampung Gantikan Ahmad Ramadhan
-
Ditunjuk Jadi Kapolda Lampung, Segini Harta Kekayaan Brigjen Helfi Assegaf
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
BRI Perkuat UMKM Lewat Program Pemberdayaan dan Inovasi Berkelanjutan
-
Diskon 3 Hari! Ratusan Produk Alfamart Turun Harga Mulai Rp7 Ribuan, Buruan Sebelum Habis
-
Rp1.294 Triliun Transaksi AgenBRILink Perkuat Ekonomi Kerakyatan BRI, Jangkau Sampai Wilayah 3T
-
Diskon Besar Super Indo! Kentang Goreng 1 Kilogram & Bakso Sapi Turun Jadi 30 Ribuan
-
Mau Hemat tapi Tetap Kenyang? Promo Paket HokBen Mulai Rp47 Ribu Hadir Lagi