SuaraLampung.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung meningkatkan upaya untuk mengurangi serta mencegah terjadinya kasus konflik antara satwa liar dengan manusia.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung Yanyan Ruchyansyah mengatakan konflik satwa liar dengan manusia di Provinsi Lampung sepanjang periode 2021-2025 tercatat 1.658 kasus.
"Dari ribuan kasus itu, sembilan kasus mengakibatkan korban meninggal dunia dan cedera sebanyak 14 kasus," ujar Yanyan Ruchyansyah, Jumat (18/4/2025).
Ia mengatakan pemerintah daerah telah berupaya untuk menangani konflik tersebut, yaitu dengan membentuk tim satuan tugas penanggulangan konflik tingkat Provinsi Lampung.
Baca Juga: Besok Rekayasa Lalu Lintas di Bandar Lampung Saat Aksi Bela Palestina: Ini Jalur Alternatifnya
"Kemudian, memberikan pendampingan kepada masyarakat, memberikan bantuan logistik kepada masyarakat dan tim satuan tugas," katanya.
Yanyan mengaku telah dilakukan patroli mitigasi konflik satwa liar serta pemantauan pergerakan gajah secara visual sekaligus melakukan penghalauan, penggiringan serta memblokade bersama tim satuan tugas penanggulangan konflik satwa dan manusia.
"Adanya konflik antara satwa liar dengan manusia terjadi akibat adanya tumpang tindih penggunaan ruang antara manusia dengan satwa liar, yang terjadi di dalam kawasan konservasi ataupun hutan lindung. Sehingga, pergerakan satwa liar mengakibatkan konflik yang menimbulkan korban jiwa, kerusakan materi dan psikologis," tambahnya.
Menurut Yanyan, berdasarkan data pada 2021, dampak ekonomi dari adanya konflik manusia dengan satwa liar mencapai Rp547,08 juta.
"Ada juga beberapa penyebab terjadinya konflik, di antaranya adanya fragmentasi habitat, koridor yang semakin berkurang, degradasi kualitas habitat, kebutuhan ruang dan lahan, persepsi masyarakat dan pihak terkait, serta perburuan liar yang masih terjadi," ujar dia.
Baca Juga: Korupsi Gerbang Rumdis Bupati Lampung Timur, Dawam Rahardjo Dijebloskan ke Bui
Upaya penanganan konflik satwa liar dengan manusia juga dilakukan oleh Taman Nasional Way Kambas (TNWK).
Kepala Balai TNWK MHD Zaidi menyampaikan bahwa telah dilakukan berbagai upaya guna memitigasi konflik gajah sumatera dengan manusia.
"Upaya itu dilakukan dengan mengidentifikasi kelompok gajah liar yang ada di Taman Nasional Way Kambas serta pemasangan GPS collar untuk pemantauan pergerakan kelompok gajah mulai tahun 2020 di lima kelompok dan satu individu soliter gajah liar di Taman Nasional Way Kambas," kata Zaidi.
Kemudian, pembentukan masyarakat mitra polisi hutan (MMP) Gajah pada 2006 untuk membantu pencegahan konflik gajah dengan masyarakat. Selanjutnya, pendampingan masyarakat bersama mitra terhadap desa yang memiliki potensi tinggi interaksi negatif dengan gajah, pembentukan Elephant Response Unit (ERU) di 2016.
Selain itu, pembangunan tanggul dan kanal mengelilingi batas kawasan Taman Nasional Way Kambas di wilayah selatan dan sebagian utara sejak 1990, pembentukan tim terpadu penanganan dampak interaksi dengan penduduk desa penyangga di Kabupaten Lampung Timur melalui Surat Keputusan Bupati Lampung Timur tahun 2022.
"Selain itu, penyiapan peta jalan dan rencana aksi penanganan dampak interaksi gajah dengan penduduk desa penyangga Taman Nasional Way Kambas," tambahnya.
Gajah Ngamuk Rusak Rumah
Kawanan gajah liar kembali mengamuk dan merusak rumah warga Dusun Peninjauan, Pekon (Desa) Bumi Hantatai, Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS), Kabupaten Lampung Barat pada Selasa (8/4/2025), pukul 16.00 WIB.
Kepala Resort Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Lampung Barat Sulki mengatakan kawanan gajah berjumlah 18 ekor merusak tujuh rumah milik warga BNS.
"Kawanan gajah liar tersebut berjumlah sebanyak 18 ekor yang merusak tempat istirahat petani,” kata dia, Rabu (9/4/2025).
Hingga saat ini, pihaknya masih melakukan pemantauan dan penghalauan terhadap kawanan gajah liar yang meresahkan warga setempat.
"Peristiwa itu terjadi kemarin (8/4/2025) sekitar pukul 16.00 WIB, rumah yang dirusak tersebut digunakan masyarakat untuk tempat singgah yang berada di daerah perkebunan," katanya.
Sulki menjelaskan dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa, namun tujuh rumah warga porak-poranda dirusak oleh kawanan gajah.
"Peristiwa tersebut tidak memakan korban jiwa dan kerusakan hanya pada rumah-rumah yang berada di sekitar area TNBBS. Kerusakannya memang cukup parah yang mana rumah petani itu mayoritas dari material berupa kayu," ucapnya.
Oleh karena itu, Sulki meminta masyarakat tetap waspada dan dapat mengurangi aktivitas berkebun sendirian serta berkoordinasi dengan Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BBTNBBS) apabila terjadi hal serupa.
“Imbauan ini kami sampaikan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi,” ujarnya.
Selain gajah, konflik manusia juga terjadi dengan harimau. Di tahun 2025 ini, konflik harimau vs manusia sudah memakan satu korban jiwa. Warga bernama Zainudin (28) tewas dimangsa harimau Sumatera di Kecamatan Batu Brak, Lampung Barat pada Januari 2025 lalu.
Jasad korban ditemukan sudah tidak utuh dan langsung dibawa ke kampung halamannya di Jawa Tengah untuk dimakamkan.
Diketahui korban merupakan pendatang asal Jawa Tengah yang baru tinggal sepekan di Dusun Way Lipu, Pekon Kegeringan, Kecamatan Batu Brak, Lampung Barat.
Tim Gabungan memulai evakuasi pada pukul 10.00 WIB. Sekitar dua jam kemudian, sekitar pukul 12.10 WIB, jasad korban ditemukan.
Sementara di tahun 2024, tercatat ada empat warga tewas diterkam harimau di Lampung Barat. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Amien Rais Desak Jokowi Segera Seret Pihak yang Ragu Ijazahnya ke Pengadilan: Biar Top Markotop!
-
Potret Kopda Basar Jalani Rekonstruksi Kasus Penembakan 3 Anggota Polri
-
Legenda Malaysia Minta Harimau Malaya Tidak Iri dengan Prestasi Timnas Indonesia U-17
-
JungleSea Resmi Dibuka di Kalianda Lampung: Perpaduan Keindahan Alam dan Wahana Edukatif Keluarga
-
Tuntut Penyelesaian Konflik Tambang Muara Kate, Kantor Gubernur Kaltim Digeruduk
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Pembayaran Listrik Rumah dan Kantor Melonjak? Ini Daftar Tarif Listrik Terbaru Tahun 2025
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
Terkini
-
Ribuan Warga Lampung Bersatu untuk Palestina: Babang Tamvan Serukan Boikot Produk Israel
-
Truk Pengangkut Rongsokan Hantam Pelabuhan Bakauheni: Diduga Rem Blong
-
Cuaca Buruk di Bandara Radin Inten II, Lion Air Mendarat di Palembang
-
Konflik Satwa-Manusia di Lampung Mengerikan: 9 Nyawa Melayang
-
Kades Ditandu 12 Km Demi Berobat: Realita Pesisir Barat Usai Lepas Status Daerah Tertinggal