Wakos Reza Gautama
Rabu, 30 Juli 2025 | 15:11 WIB
Pelatih Bhayangkara FC Paul Munster takjub melihat antusiasme suporter Lampung. [Lampungpro.co]

SuaraLampung.id - Sebuah fenomena baru tengah mengguncang kancah sepak bola nasional. Bhayangkara Presisi Lampung FC, tim yang selama bertahun-tahun dikenal sebagai klub 'sunyi' tanpa basis suporter yang fanatik, kini menemukan oase di tengah gurun.

Kepindahan mereka ke Lampung untuk mengarungi Liga 1 musim 2025-2026 disambut gelombang antusiasme luar biasa yang bahkan membuat sang arsitek, Paul Munster, takjub bukan kepalang.

Pelatih asal Irlandia Utara itu tak bisa menyembunyikan keterkejutannya melihat gairah masyarakat Lampung. Bagi tim yang terbiasa bermain di stadion yang lengang, sambutan hangat ini terasa seperti suntikan adrenalin dosis tertinggi.

Munster melihat ini sebagai awal dari sebuah era baru, sebuah babak di mana Bhayangkara FC akhirnya memiliki 'pemain ke-12' yang sesungguhnya.

"Ini sangat bagus, menurut saya itu menarik bagi semua orang, jadi saya pikir datang ke sini sangat bagus, hingga mendapatkan sedikit interaksi dan perasaan dengan pendukung," kata Paul Munster dikutip dari Lampungpro.co--jaringan Suara.com, Rabu (30/7/2025).

Bagi Munster, ini bukan sekadar keramaian sesaat. Ini adalah fondasi emosional yang selama ini hilang dari timnya. Energi positif dari tribun, menurutnya, menular dengan cepat ke dalam skuat.

Para punggawa The Guardians yang biasanya bermain tanpa gemuruh dukungan, kini merasakan atmosfer yang berbeda, sebuah kehangatan yang membuat mereka merasa benar-benar 'pulang'.

"Ini sangat bagus, karena semua terlihat sangat luar biasa, jadi secara keseluruhan sangat positif. Dengan dukungan ini, kami memiliki perasaan seperti di rumah," ujar Paul Munster, memberikan sinyal kuat bahwa Lampung telah berhasil merebut hati timnya.

Namun, pujian dan rasa takjub ini bukanlah akhir dari cerita. Paul Munster sadar betul bahwa cinta harus dibalas dengan prestasi. Dukungan masif dari publik Lampung tidak akan ia sia-siakan menjadi seremoni belaka.

Baca Juga: Bhayangkara FC Pindah ke Lampung: Menpora Ungkap Dampak Dahsyat Bagi Sepak Bola Nasional

Ia langsung mengeluarkan sebuah deklarasi perang, sebuah janji lantang bahwa Bhayangkara FC akan bertransformasi total. DNA tim akan diubah menjadi lebih agresif, lebih haus gol, dan lebih bermental juara.

"Kami ingin seluruh pemain memiliki tekad yang sama untuk meraih kemenangan ditiap pertandingannya. Dengan dukungan ini, tentu mentalitasnya adalah menang, jadi semua harus menyerang untuk menang," tegas Munster.

Ini adalah janji sepak bola menyerang yang akan menjadi sajian utama bagi publik Stadion Sumpah Pemuda. Munster tak ingin timnya bermain aman. Setiap pertandingan adalah final, dan kemenangan adalah satu-satunya target.

Ia juga memastikan bahwa timnya tidak akan monoton. Taktik akan diracik secara dinamis, menyesuaikan dengan siapa lawan yang akan dihadapi, menunjukkan fleksibilitas dan kecerdasan dalam bermain.

Untuk mewujudkan filosofi menyerang tersebut, Munster menekankan satu prinsip yang tak bisa ditawar: kolektivitas. Era permainan yang bergantung pada satu atau dua bintang telah usai.

Ia menuntut para pemainnya untuk melebur menjadi satu kesatuan yang solid, di mana kepentingan tim berada jauh di atas ego dan performa individu.

Load More