SuaraLampung.id - Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Provinsi Lampung menyatakan siap untuk tetap menerima gabah petani yang terdampak cuaca buruk ataupun terpapar hama dengan kualitas standar.
"Kemarin memang ada petani yang mengirimkan gabah dengan kondisinya rebah atau terendam banjir, dan ini masih bisa kita terima dengan kualitas tertentu," ujar Pimpinan Perum Bulog Kanwil Lampung Nurman Susilo, Sabtu (12/4/2025).
Ia mengatakan bahwa penerimaan gabah petani yang terdampak bencana dan hama tersebut, pun harus memiliki berita acara terkait kondisi gabah yang dikirimkan.
"Jadi nanti kami akan meminta berita acara yang sudah disaksikan oleh penyuluh pertanian lapang (PPL) atau Babinsa di wilayah masing-masing untuk mengetahui kapan gabah terkena hama ataupun terdampak bencana agar terdeteksi alasan gabah tidak sesuai standar," katanya.
Baca Juga: Tambang Galian C Jadi Biang Kerok Banjir di Sukabumi, Wali Kota Eva Dwiana Angkat Bicara
Nurman menjelaskan untuk pengiriman gabah pertama dan kedua oleh petani masih akan menerima dengan kualitas gabah yang standar dan tidak terlalu rusak.
Tujuannya agar hasil panen petani tetap terserap dan petani tetap mendapatkan penghasilan meski terdampak bencana.
"Yang penting kita tahu identitas gabah rusak akibat apa dan selama kondisi masih standar akan diterima. Akan tetapi kalau kondisinya sudah berkecambah dan hitam setelah dipilah, maka sebagian akan dikembalikan itu biasanya setelah pengiriman kedua atau ketiga," ucap dia.
Menurut Nurman bahwa penerimaan gabah yang terdampak bencana alam sudah dilakukan salah satunya di wilayah Kabupaten Lampung Selatan yang sempat terkena banjir.
"Biasanya kalau di harga Rp6.500 per kilogram itu ketentuan kadar air 25 persen, hampa kotoran 10 persen, tapi kalau ada yang di luar standar maka akan diterima dengan kondisi tertentu yang pasti tidak terlalu parah kerusakan gabahnya," tambahnya.
Baca Juga: Dua Anak Tewas Tenggelam di Kolam Ponpes di Lampung Timur
Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Lampung mendapatkan target penyerapan gabah milik petani sebanyak 177.485 ton pada periode panen raya padi di bulan April 2025.
Nurman Susilo mengatakan hingga saat ini penyerapan gabah langsung di petani sudah mencapai 48 ribu ton.
"Ini sebenarnya sudah melampaui target awal yang jumlahnya hanya 41.789 ton," ujar Nurman Susilo, Kamis (10/4/2025).
Fasilitas Pengeringan Padi
Nurman Susilo mengatakan pihaknya tengah mengajukan penambahan pembangunan lima unit fasilitas pengeringan padi di Provinsi Lampung untuk mendukung produktivitas pertanian daerah.
"Seperti yang kita ketahui saat panen raya sekarang, antusias petani untuk menyetorkan gabah basah hasil panen sangat tinggi, sedangkan kapasitas pengeringan terbatas. Sehingga sudah dilakukan beberapa upaya dan ada juga rencana jangka panjang yang dilakukan," ujar Nurman Susilo, Sabtu (12/4/2025).
Ia mengatakan upaya jangka panjang yang akan dilakukan yaitu dengan membangun fasilitas pengering gabah di beberapa lokasi.
"Rencana jangka panjang kita akan membangun fasilitas dryer di tiga sampai lima lokasi, dan ini sudah diusulkan ke pusat juga. Sebagai antisipasi bila produksi di Lampung semakin meningkat setiap tahunnya, kita tidak kesulitan dalam pengeringan gabah basah petani," katanya.
Nurman Susilo melanjutkan kapasitas fasilitas pengeringan gabah tersebut direncanakan mencapai 200 ton dalam satu hari.
"Kapasitas kami minta kurang lebih 200 ton dalam satu hari, kalau bertambah lima unit maka bisa bertambah penyerapan gabah basah yang dikeringkan menjadi 1.000 ton dalam sehari," ucap dia.
Menurut dia, fasilitas pengering gabah tersebut akan difokuskan ke daerah-daerah sentra pertanian untuk mempermudah proses panen petani.
"Untuk sekarang kita kerja sama dengan mitra meski kapasitas pengeringan kecil hanya 10-200 ton per hari. Sebab tidak ada pilihan lain untuk selamatkan gabah yang panen ini, karena petani antusias dengan harga yang gabah bagus, mudah-mudahan mitra bisa bertambah dan kita terus mencari mitra untuk pengeringan," tambahnya. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Kemenhut dan Kemnaker Teken MoU Perluas Lapangan Kerja dan Pemberdayaan Petani Hutan
-
Presiden akan Hapus Sistem Kuota Impor Komoditas, Wamentan Sudaryono: Tidak Ada Monopoli
-
Bulog Sinergi Lakukan Kerja Sama Sewa Gudang, Amankan Serapan Gabah/Beras Masa Panen Raya
-
Tarif Trump Bikin Petani Sawit Menjerit, Prabowo Diminta Lakukan Ini
-
Apresiasi Kinerja Mentan - Wamentan, Presiden Prabowo: Punya Tim Pertanian Hebat
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
Terkini
-
Kecelakaan Maut di Lampung Tengah: Avanza Tabrak Motor, Pelajar Tewas
-
Bulog Lampung Buka Pintu untuk Gabah Petani Terdampak Bencana! Ini Syaratnya
-
Tambang Galian C Jadi Biang Kerok Banjir di Sukabumi, Wali Kota Eva Dwiana Angkat Bicara
-
Komnas HAM Desak Penegakan Hukum yang Adil dalam Kasus Penembakan 3 Polisi di Way Kanan
-
Dua Anak Tewas Tenggelam di Kolam Ponpes di Lampung Timur