Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Selasa, 11 Maret 2025 | 21:15 WIB
Oknum PNS Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Provinsi Lampung menjadi terdakwa kasus penganiayaan anak. [ANTARA]

Kekerasan terhadap anak adalah masalah kompleks yang disebabkan oleh berbagai faktor yang saling terkait. Berikut adalah beberapa penyebab utama kekerasan terhadap anak:

1. Faktor Individu:

  • Riwayat Kekerasan: Orang tua atau pengasuh yang pernah mengalami kekerasan di masa kecil mereka sendiri lebih mungkin untuk melakukan kekerasan terhadap anak. Ini bisa menjadi siklus yang sulit diputuskan.
  • Masalah Kesehatan Mental: Depresi, kecemasan, gangguan kepribadian, penyalahgunaan zat, dan masalah kesehatan mental lainnya dapat meningkatkan risiko seseorang melakukan kekerasan terhadap anak.
  • Kurangnya Keterampilan Pengasuhan: Orang tua yang tidak memiliki pengetahuan atau keterampilan yang memadai tentang pengasuhan anak yang positif, manajemen perilaku, dan komunikasi yang efektif lebih mungkin menggunakan disiplin yang keras atau kasar.
  • Temperamen yang Sulit: Anak-anak dengan temperamen yang sulit, seperti yang sering menangis, sulit ditenangkan, atau memiliki masalah perilaku, dapat meningkatkan stres pada orang tua dan meningkatkan risiko kekerasan.
  • Keyakinan dan Sikap yang Salah: Keyakinan bahwa hukuman fisik adalah cara yang efektif untuk mendisiplinkan anak, atau bahwa anak-anak adalah properti orang tua, dapat berkontribusi pada kekerasan.

2. Faktor Keluarga:

  • Stres Keluarga: Stres yang disebabkan oleh masalah keuangan, pengangguran, perceraian, penyakit, atau masalah hubungan dapat meningkatkan risiko kekerasan terhadap anak.
  • Isolasi Sosial: Keluarga yang terisolasi dari teman, keluarga besar, atau komunitas cenderung tidak memiliki dukungan sosial yang dapat membantu mereka mengatasi stres dan mencegah kekerasan.
  • Kekerasan Dalam Rumah Tangga: Anak-anak yang menyaksikan kekerasan antara orang tua atau pengasuh mereka lebih mungkin menjadi korban kekerasan atau menjadi pelaku kekerasan di kemudian hari.
  • Pola Asuh yang Tidak Konsisten atau Tidak Efektif: Kurangnya aturan yang jelas, disiplin yang tidak konsisten, atau pengawasan yang tidak memadai dapat meningkatkan risiko kekerasan.
  • Kurangnya Ikatan dan Kelekatan: Kurangnya ikatan emosional yang kuat antara orang tua dan anak dapat membuat anak lebih rentan terhadap kekerasan.

3. Faktor Sosial dan Ekonomi:

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Kota Bandar Lampung Selasa 11 Maret 2025

  • Kemiskinan: Kemiskinan dapat meningkatkan stres keluarga, mengurangi akses ke sumber daya, dan meningkatkan risiko kekerasan terhadap anak.
  • Pengangguran: Pengangguran dapat menyebabkan stres keuangan dan emosional yang dapat meningkatkan risiko kekerasan.
  • Diskriminasi dan Ketidaksetaraan: Diskriminasi berdasarkan ras, etnis, agama, atau orientasi seksual dapat meningkatkan risiko kekerasan terhadap anak dalam komunitas yang terpinggirkan.
  • Norma Sosial yang Menerima Kekerasan: Masyarakat yang mentolerir atau bahkan mendorong kekerasan sebagai cara untuk mendisiplinkan anak lebih mungkin mengalami tingkat kekerasan anak yang tinggi.
  • Kurangnya Layanan Dukungan: Kurangnya akses ke layanan dukungan seperti penitipan anak yang terjangkau, konseling, dan program pengasuhan dapat meningkatkan risiko kekerasan.

4. Faktor Lingkungan:

  • Lingkungan yang Tidak Aman: Tinggal di lingkungan yang tidak aman dengan tingkat kejahatan yang tinggi, kekerasan, dan penyalahgunaan zat dapat meningkatkan risiko kekerasan terhadap anak.
  • Akses ke Senjata: Akses mudah ke senjata api dapat meningkatkan risiko kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan terhadap anak.
  • Paparan Media Kekerasan: Paparan media yang mengandung kekerasan dapat membuat anak-anak menjadi tidak peka terhadap kekerasan dan meningkatkan risiko mereka menjadi pelaku atau korban kekerasan.

(ANTARA)

Load More