Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Jum'at, 17 Mei 2024 | 08:42 WIB
Ilustrasi tambak udang Dipasena. Tim DKP Provinsi Lampung dan Tulang Bawang mengambil sampel menyelidiki penyebab gagal panen para petambak udang Dipasena. [Dok P3UW]

SuaraLampung.id - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Lampung bersama Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung dan Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Tulang Bawang mendatangi tambak Dipasena, Kecamatan Rawajitu Timur, Kabupaten Tulang Bawang, Kamis, (16/5/2024).

Kunjungan ini merespons maraknya serangan virus dan penyakit lainnya terhadap udang sehingga membuat para petambak Dipasena gagal panen dalam tiga tahun terakhir.

Ada pun parameter yang akan diuji adalah parameter kimia (salinitas, pH, alkalinitas, amonia). Kemudian, parameter biologi untuk menguji seberapa banyak konsentrasi Vibrio (bakteri jahat).

Selain itu, dilakukan uji untuk mendeteksi virus menggunakan metode PCR. Sampel udang dan air akan diambil dari berbagai lokasi, baik dari saluran pasok, saluran buang, pintu dam dan kolam tambak pembesaran udang dari tempat yang berbeda.

Baca Juga: Pencuri 28 Pintu di Mess Karyawan PT CPB Tulang Bawang Dibekuk di Jakarta

Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan Tulang Bawang, Ruzaidi mengatakan, tim DKP Provinsi Lampung dan BBPBL Lampung datang mengidentifikasi dan monitoring kesehatan serta lingkungan tambak udang Bumi Dipasena.

"Hasil uji laboratorium nantinya diharapkan mampu mengungkap apa yang menjadi penyebab kegagalan budidaya udang selama ini. Sehingga pada masa yang akan datang para petambak mampu menentukan pola, tata cara budidaya udang yang baik, terhindar dari kegagalan, dan meningkatnya produksi udang." ungkap Ruzaidi.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Petambak Pembudidaya Udang Wilayah Lampung (P3UW Lampung), Suratman, menyambut baik kegiatan ini dan berharap upaya yang dilakukan mampu menemukan solusi perbaikan budidaya udang Dipasena.

"Terima kasih atas perhatian dan dukungan pemerintah, semoga apa yang dilakukan hari ini, bagian dari upaya percepatan pemulihan kondisi budidaya udang di Dipasena," kata Suratman dikutip dari Lampungpro--jaringan Suara.com.

Ada pun petambak Blok 09 Jalur 45 Nomor 06, Kampung Bumi Dipasena Mulya, Miyarso (50), mengeluhkan masih merebaknya serangan penyakit Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) yang membuat udangnya mengalami kematian secara bertahap dan terus menerus sejak udang masih kecil.

Baca Juga: Agar Tidak Gagal Panen, Petani di Lampung Mesti Lakukan Ini

"Budidaya udang sekarang ini masi sulit. Banyak penyakit, sering gagal panen, modal kami juga sudah habis. Kami bingung harus bagaimana lagi caranya agar bisa mensiasati keadaan sulit ini," lirih Miyarso.

Load More