SuaraLampung.id - Aksi pembantaian satu keluarga yang terjadi di Jalan Pulau Singkep, Sukarame, Bandar Lampung pada Agustus 2022 lalu menyisakan trauma mendalam terhadap Raihan Dika Fernando (5) atau Nando.
Nando merupakan salah satu korban selamat dari aksi keji yang dilakukan pria bernama Sutrisno. Sutrisno menyerang secara membabi buta lima anggota keluarga menggunakan parang dan serut kayu.
Mereka ialah Umiyati (50), Meri Desilawati (26), Raihan Dika Fernando (3), Sapta Mariana (18), dan Muhammad Firdaus (34).
Tiga korban berhasil selamat termasuk Nando, sementara, korban Umiyati (50) dan Muhammad Firdaus (34) meninggal dunia usai melewati masa kritis di Rumah Sakit Imanuel, Sukarame, Bandar Lampung.
Peristiwa sadis itu menimbulkan gangguan psikis terhadap Nando. Menurut Dede (38), paman Nando, keponakannya itu masih sering mengungkapkan rasa sedihnya dengan menyebut nama pelaku.
"Ini gara-gara Sutrisno, gara-gara dia," ujar Dede menirukan ucapan Nando, saat ditemui, Senin (5/2/2024) dikutip dari Lampungpro.co--jaringan Suara.com.
Trauma yang dialami Nando semakin diperparah dengan keputusan keluarga untuk kembali tinggal di rumah tempat kejadian perkara.
Dede menambahkan hingga saat ini belum ada tindakan pendampingan atau terapi pemulihan trauma yang dilakukan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kota Bandar Lampung kepada Nando.
"Kayaknya si belum pernah datang. Banyak juga dari dinas yang datang. Tapi kalau dia (Dinas PPPA) datang mungkin membantu Nando pemulihan trauma," ungkapnya.
Baca Juga: Pulau Pasaran Diresmikan Jadi Kampung Nelayan Modern, Ini Harapan Eva Dwiana
Sementara, Meri Desilawati (28), ibu kandung Nando, menyatakan anaknya tidak hanya berjuang dengan trauma psikis, namun juga dengan penyembuhan fisik.
Nando masih menjalani terapi saraf untuk lengan kirinya yang mengalami gangguan gerak akibat luka pukulan di kepala.
"Tangan kiri belum bisa menggenggam. Ini masih menjalani terapi di Jati Agung. Sudah lima kali," kata Meri.
Lebih lanjut, Meri menceritakan bahwa Nando juga mengalami perubahan prilaku signifikan pasca kejadian. Dia berhenti meminum susu dari botol dan menjadi sangat takut untuk bermain atau keluar rumah.
"Dari kejadian itu Nando ngak mau ngedot lagi. Sekitar dua bulan trauma, dia gak mau main, keluar saja takut," ujar Meri.
Berita Terkait
-
Pulau Pasaran Diresmikan Jadi Kampung Nelayan Modern, Ini Harapan Eva Dwiana
-
Pemkot Bandar Lampung Pastikan PT HKKB Menghentikan Sementara Pembangunan Superblok
-
KPU Bandar Lampung Siapkan Kotak Suara Keliling bagi Tahanan dan Pasien RS
-
Warga Bandar Lampung Buronan Polda DIY Ditangkap, Ini Kasusnya
-
Pria Asal Kedamaian Maling Motor, Modusnya Pura-pura Beli Barang COD
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Geger! SPPG di Bandar Lampung Diduga Cemari Lingkungan, DLH Turunkan Tim
-
Tragis! Adik Ipar Habisi Nyawa Kakak Ipar di Pringsewu Gara-Gara Ucapan Kucing Beranak
-
Jangan Takut! Bupati Lambar Perintahkan Pelajar Tolak Makanan Tak Layak di Program MBG
-
Sulap Foto Diri Biasa Jadi di Bawah Laut dengan Gemini AI: Panduan Lengkap dan Prompt Realistis
-
Jadikan Dirimu Petualang: Ubah Foto Biasa Jadi Epic di Puncak Gunung dengan Gemini AI