SuaraLampung.id - Perdagangan burung liar asal Sumatera menjadi ancaman serius selama bertahun-tahun. Ini terlihat dari tingginya jumlah burung selundupan yang disita aparat berwajib.
Kepala Badan Karantina Pertanian Lampung Donni Muksydayan mencatat dari Januari 2018 hingga Agustus 2023, aparat penegak hukum di Pelabuhan Bakauheni, Lampung dan Pelabuhan Merak, Banten mencegat setidaknya 252 pengiriman ilegal.
"Selama rentang waktu itu, total burung yang disita sebanyak 204.329 ekor," kata Donni, Kamis (21/12/2023).
Dilihat data rentang waktu dari Januari 2018 hingga Desember 2021, aparat penegak hukum di dua lokasi tersebut mencegat setidaknya 190 pengiriman ilegal sebanyak 158.805 ekor burung.
"Sebagian besar burung tersebut dilaporkan menuju ke pasar burung di Pulau Jawa," kata Donni.
Pada rentang waktu Januari 2022 hingga Agustus 2023, sebanyak 45.524 burung yang disita dari hasil pengawasan badan karantina dan pihak terkait.
"Dari data-data tersebut menandakan masih adanya tekanan terus-menerus dari perdagangan burung terhadap spesies liar. Karena itu memang peran lembaga penegak hukum kini semakin penting dalam melawan perdagangan burung liar di Indonesia," kata dia.
Donni mengatakan Pelabuhan Bakauheni, Lampung dan Pelabuhan Merak, Banten, adalah dua titik rawan dalam penyelundupan burung liar Sumatera ke Pulau Jawa.
"Jadi meskipun upaya penyitaan dan penegakan hukum terus dilakukan, perdagangan ilegal burung liar Sumatera ke Jawa belum menunjukkan tanda-tanda penurunan yang signifikan," kata dia.
Baca Juga: Aturan Baru, Tak Ada Lagi Pembelian Tiket di Dalam Pelabuhan Bakauheni Mulai Hari Ini
Direktur Eksekutif Flight Protecting Indonesian Birds Marison Guciano merekomendasikan penguatan tindakan pencegahan dan pengawasan terhadap perdagangan satwa liar khususnya burung.
"Tindakan pencegahan seperti patroli di habitat burung harus ditingkatkan oleh pihak-pihak berkepentingan," kata Guciano.
Kemudian, pengawasan lebih ketat terhadap para pedagang burung ilegal dan perubahan perilaku konsumen perlu dilakukan serta disosialisasikan dengan masif sehingga dapat meminimalisasi.
"Identifikasi spesies yang akurat juga penting untuk menentukan di mana spesies yang dilindungi terlibat dan untuk menentukan dari mana spesies tersebut berasal," kata dia.
Dia mengatakan analisis penyitaan menunjukkan bahwa burung Perenjak (Prinia) dan burung Cinenen (Tailorbird) merupakan burung yang paling banyak disita dan diikuti oleh burung madu (Sunbird).
“Spesies yang tidak dilindungi ini akan menghadapi penurunan populasi jika penangkapan dan perdagangan tidak diatur," kata dia. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Aturan Baru, Tak Ada Lagi Pembelian Tiket di Dalam Pelabuhan Bakauheni Mulai Hari Ini
-
4 Skenario Mencegah Kemacetan di Pelabuhan Bakauheni pada Libur Akhir Tahun
-
Cegah Penyelundupan Narkoba Akhir Tahun, Pengawasan Pelabuhan Bakauheni Diperketat
-
3 Bulan Terakhir, Polres Lampung Selatan Ungkap Kasus Narkoba Senilai Rp 40 Miliar
-
Aktivitas Penyeberangan di Pelabuhan Bakauheni tak Terganggu Erupsi Gunung Anak Krakatau
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Jalan Lampung Rusak: DPRD Tagih Tanggung Jawab Perusahaan Bukan Cuma CSR
-
Pemkot Bandar Lampung Gelar Operasi Pasar di Seluruh Kecamatan Pekan Depan
-
Geger! SPPG di Bandar Lampung Diduga Cemari Lingkungan, DLH Turunkan Tim
-
Tragis! Adik Ipar Habisi Nyawa Kakak Ipar di Pringsewu Gara-Gara Ucapan Kucing Beranak
-
Jangan Takut! Bupati Lambar Perintahkan Pelajar Tolak Makanan Tak Layak di Program MBG