Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Senin, 14 November 2022 | 08:10 WIB
Seorang petani sedang memanen sawit di Tulang Bawang. [Suaralampung.id/Agus Susanto]

Menurutnya, jika memang petani sawit swadaya memerlukan pendampingan pihaknya akan melakukan koordinasi lebih dulu dengan bidang produksi.

"Boleh saya minta kelompok tani sawit mandiri daerah mana yang perlu pendampingan, nani akan kami tindak lanjuti," kata Yuli Astuti.

Dirinya juga mengaku sedang melakukan program petani rakyat dengan tujuan untuk mendampingi petani swadaya agar bisa mendapatkan hasil panen maksimal.

Namun Yuli belum bisa memberikan gambaran berapa kelompok tani kebun yang sudah masuk data program pembinaan petani rakyat. Alasannya masih tahap pendataan program belum berjalan.

Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Bandar Lampung Siap Hadapi Lonjakan Kasus COVID-19

Kata Ahli tentang Pupuk Organik

Guru Besar Fakultas Pertanian Unila yang merupakan dosen Jurusan Ilmu Tanah, Prof. Dr. Ir. Dermiyati, M.Agr.Sc memberi penjelasan mengenai penggunaan pupuk organik bagi tanaman sawit.

Pada dasarnya, kata Dermiyati, semua bahan organik bisa digunakan sebagai bahan baku pupuk organik. Pada pertanaman sawit, batang, cangkang, tandan kosong semua bisa jadi bahan untuk pupuk organik.

"Demikian juga limbah cair atau limbah padat dari proses industri minyak goreng bisa jadi bahan baku pupuk organik," kata Dermiyati.

Tanaman penutup tanah (cover crop) dari tanaman legum atau legume cover crop selain sebagai mulsa yang berperan untuk konservasi tanah dan air.

Baca Juga: Lihat 2 Anak Tenggelam di Embung Pemanggilan, Pemancing Ikut Tenggelam saat Melakukan Pertolongan

LCC tersebut juga, terang Dermiyati, bisa sebagai bahan organik atau pupuk organik bagi tanaman sawit karena tanaman legume dapat mengikat nitrogen (N) dari udara karena adanya bakteri rhizobium yang hidup di bintil akar.

Load More