SuaraLampung.id - Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) Provinsi Lampung harap harga kedelai stabil guna menjaga produksi perajin tahu tempe di daerahnya.
Pemerintah telah menyalurkan program bantuan selisih harga bagi pembelian kedelai impor.
"Adanya kenaikan harga kedelai dari Rp12 ribu per kilogram sekarang sampai berkisar Rp13 ribu per kilogram, memang membuat perajin tempe tahu terkendala dalam proses produksi," ujar Sekretaris Puskopti Lampung M. Darja, di Bandarlampung, Sabtu.
"Meski sudah ada bantuan selisih harga kedelai, tapi kami pun berharap harga kedelai ini di kemudian hari tetap stabil sebab kondisi saat ini harga terus naik," katanya.
Dia menjelaskan, dengan adanya stabilitas serta adanya harga acuan kedelai maka produktivitas perajin tahu tempe yang merupakan salah satu komoditas kegemaran masyarakat dapat terus terjaga.
"Untuk di seluruh Lampung kebutuhan kedelai perajin tempe dan tahu adalah 4.500 ton per bulan, dengan harga beli di luar subsidi Rp12,8 ribu hingga Rp13 ribu per kilogram. Dan jumlah perajin sebanyak 3.750 orang di 15 kabupaten dan kota," tambahnya.
Pada pertengahan April lalu Puskopti telah mengajukan kuota kedelai kepada Bulog sebesar 1.000 ton dan mendapatkan 4.000 ton. Dengan penyaluran langsung kepada Kopti yang ada di 15 kabupaten/kota.
"Lampung ini untuk satu Kopti mendapatkan sekitar 20-50 ton kedelai cukup bervariasi sesuai kemampuan produksi. Untuk penyerapan paling banyak itu di Kota Bandarlampung, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Selatan, Lampung Utara karena perajinnya banyak, untuk daerah lain hanya 10 ton saja," kata dia pula.
Tanggapan lainnya dikatakan oleh perajin tahu tempe asal Bandarlampung Ratno Raditya.
Baca Juga: Pemprov Lampung Promosikan Kopi Lewat Kopi Begawi Lampung 2022
"Besar harapan kami agar harga stabil dan produktivitas terjaga agar tidak ada lagi yang gulung tikar menutup usaha," ujar Ratno.
Untuk sementara ini guna menyiasati adanya kenaikan harga bahan baku yakni kedelai, ia bersama perajin lainnya mencoba mengurangi volume dan besaran produk tempe, tahu dan oncom miliknya.
"Sekarang paling ambil setengah kuintal saja, lalu ukuran diperkecil. Tapi setelah adanya pengajuan bantuan subsidi kedelai akan coba ditambah," ujar dia pula. [ANTARA}
Tag
Berita Terkait
-
Pemprov Lampung Promosikan Kopi Lewat Kopi Begawi Lampung 2022
-
Rektor Untirta Banten Dipanggil KPK Jadi Saksi Kasus Korupsi Rektor Non Aktif Unila
-
Rektor UIN Raden Intan Lampung Prof Wan Jamaluddin Jadi Pj Ketua PWNU Lampung
-
21 Pendaftar Panwascam di Bandar Lampung Namanya Masuk Keanggotaan Partai Politik
-
Buang Bayi Hasil Hubungan Gelap, Pasangan Mahasiswa Mengaku Panik Takut Ketahuan Keluarga
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Jangan Lewatkan! 5 Link Sebar Saldo Gratis ShopeePay, Siap Isi Dompet Hingga Rp2,5 Juta
-
Polisi Sikat Pengedar Ekstasi dan Pesta Sabu di Lampung Utara
-
Komplotan Pencuri Sawit di Tulang Bawang Diciduk, Satu Residivis Kambuhan
-
5 Spot Treatment Murah untuk Atasi Jerawat Membandel
-
Desa BRILiaN Jadi Bukti Keberhasilan BRI dalam Pemberdayaan UMKM Desa